Dia memastikan, dukungan dana PMN yang berasal dari APBN 2022 tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung percepatan pemulihan kinerja perusahaan. Khususnya pada lini operasional penerbangan, diantaranya melalui program restorasi armada pemeliharaan spare part pesawat dan berbagai komponen pesawat lainnya. Selain itu juga penyehatan arus kas perusahaan guna mendukung kelancaran operasional Garuda Indonesia.
“kami optimistis PMN ini dapat memperkuat komitmen Garuda kepada seluruh kreditur untuk memaksimalkan pertumbuhan kinerja usaha ke depannya, guna memberikan nilai optimal bagi kolaborasi bisnis Garuda bersama seluruh mitra usahanya,” jelas Irfan.
Dia menilai, realisasi PMN tersebut akan semakin memperkuat langkah Garuda untuk terus mengakselerasikan proses restrukturisasi yang proyeksikan dapat rampung pada akhir tahun ini. Irfan mengatakan, hal tersebut menjadi fase penting bagi upaya Garuda dalam memaksimalkan momentum bangkitnya sektor industri aviasi nasional pada 2023.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, restrukturisasi memberikan dampak positif bagi kinerja Garuda Indonesia. Erick menyebut utang Garuda turun signifikan hampir 50 persen.
“Ekuitas dari minus 53 persen, sekarang minus 1,5 persen, sudah menurun jauh daripada cengkraman utang dan lain-lain. Kalau lihat performa pada Juni 2022, Garuda sudah mulai menciptakan laba sebesar 3,8 miliar (Rp 57 triliun)," kata Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/12/2022).
Untuk itu, Erick mengatakan penyertaan modal negara (PMN) akan membuat kinerja Garuda kian optimal. Hal tersebut bertujuan dalam menambahkan armada dan frekuensi penerbangan domestik.
Erick mencontohkan total pesawat di Amerika Serikat (AS) mencapai 7.500 pesawat. Untuk Indonesia, idealnya terdapat 750 pesawat, namun saat ini hanya 550 pesawat. Erick menilai penambahan jumlah pesawat Garuda akan membantu memenuhi peningkatan permintaan masyarakat dan berdampak pada penurunan harga tiket pesawat.
"Kita mendorong kenapa PMN bisa segera dilakukan karena armada yang dibutuhkan saat ini untuk menangani harga tiket yang cukup naik-turun. Domestik harus prioritas, perbaikan kinerja Garuda juga berkat dukungan Komisi VI sehingga tahun depan jumlah pesawat dapat meningkat," ungkap Erick.