EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,14 persen ke level 6.850,61 pada perdagangan terakhir 2022, Jumat (30/12/2022). Secara year-to-date (ytd), indeks mengalami peningkatan sebesar 4,09 persen sepanjang tahun ini.
Sebagai gambaran, pertumbuhan IHSG tahun ini tidak setinggi pencapaian periode sebelumnya. IHSG sempat menguat hingga 10,72 persen ytd pada akhir perdagangan tahun 2021 setelah terkoreksi 5,13 persen ytd pada 2020.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan IHSG berhasil membukukan kinerja positif sepanjang 2022 meski dihadapkan berbagai skrenario yang kompleks dan penuh tantangan.
"Diantara bursa Asean dan beberapa bursa global, Indonesia masih membukukan pertumbuhan dari sisi nilai kapitalisasi pasar, rerata nilai transaksi harian serta pencatatan saham," jelas Iman, Jumat (30/12/2022).
Pertumbuhan IHSG sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022. Sementara itu, kapitalisasi pasar per 28 Desember 2022 tercatat mencapai Rp 9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir 2021 yakni Rp 8.256 triliun.
Aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata-tata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat Rp 14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp 13,4 triliun.
Frekuensi transaksi harian juga telah mencapai 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu.
Di tahun 2022, minat perusahaan untuk memobilisasi dana jangka panjang melalui pasar modal juga masih terus meningkat. Hingga 28 Desember 2022, telah terdapat 59 perusahaan tercatat yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di BEI, sehingga sebanyak 825 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI.
Total penghimpunan dana IPO saham mencapai Rp 33,06 triliun. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak swastanisasi Bursa Efek pada 1992. Selain itu, pencapaian ini juga merupakan IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama empat tahun berturut-turut sejak 2019.