Jumat 30 Dec 2022 21:35 WIB

Tugu, Transformasi Era Digital, dan Kepastian Klaim Konsumen

Tugu satu-satunya industri asuransi di Indonesia yang punya rating internasional.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Tugu Insurance melakukan transformasi mengikuti perubahan.
Foto: Dok Tugu
Tugu Insurance melakukan transformasi mengikuti perubahan.

EKBIS.CO, Zaman terus berubah. Begitu juga dengan tantangan. Ditambah pandemi Covid-19 datang. Pilihannya cuma dua: bertahan atau mengikuti perubahan. Tugu Insurance pun tidak tinggal diam menyikapi keadaan. Sebagai perusahaan asuransi yang sudah beroperasi 41 tahun, memilih beradaptasi dengan perubahan.

Salah satu caranya adalah dengan menerapkan konsep digitalisasi di semua layanan. "Covid-19 efeknya luar biasa bagi perekonomian. Tugu bukan hanya survive, tapi juga bisa membentuk fondasi baru bagi pertumbuhan berikutnya," kata Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat di acara 'tiTalks: Inovasi akses layanan Tugu Insurance pada usia ke-41' dikutip Republika.co.id di Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Menurut Tatang, pandemi mendorong perubahan besar dalam layanan perusahaan. Selain karena era digitalisasi semakin tidak terelakkan, juga langkah transformasi memaksa harus dilakukan dari dalam. Hal itu ditandai dengan hadirnya produk baru, cara melayani dan komunikasi dengan konsumen, maupun layanan prosedur klaim, yang berubah drastis dibandingkan tahun sebelumnya.

Alhasil, muncul produk-produk terkini, semacam T-Drive, T-Ride, T-Fracture, hingga T-Travella yang mampu menjawab kebutuhan konsumen dengan dinamika terkini. Misalnya, jika ada calon penumpang pesawat ingin keluar negeri dan harus mengurus asuransi perjalanan secara dadakan maka prosesnya cukup simpel.

Dengan mendaftarkan diri lewat aplikasi, pelanggan bisa langsung terdaftar sebagai peserta T-Travella setelah membayar iuran yang ditentukan. Prosesnya sangat mudah dan bisa dilakukan lewat ponsel sleama 24 jam nonstop tanpa perlu bertemu petugas atau datang ke kantor.

Produk yang menyasar retail tersebut menjadi bagian transformasi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk yang tidak lagi fokus hanya menyasar pasar korporat. Dengan juga mempromosikannya ke individu maka manfaat asuransi yang selama ini ditawarkan Tugu Insurance tidak lagi dirasakan segelintir kalangan, melainkan seluruh lapisan masyarakat.

Tatang menyampaikan, baik konsumen korporat maupun retail yang ingin mendaftar dan mendapatkan manfaat asuransi dari Tugu Insurance kini semua prosesnya sudah melalui digital. Tidak perlu lagi membawa dokumen untuk melengkapi berkas. Bahkan, proses klaim juga serba digital dan antiribet.

"Proses support digitalisasi ini mempermudah proses, mempercepat SLA (service level agreement), memberi transparansi lebih. Intinya meningkatkan costumer experience. Kemudahan kenyaman bisa dirasakan costumer," kata Tatang.

Semua itu dilakukan emiten TUGU tersebut dengan orientasi ingin memberikan pengalaman berkesan bagi konsumen. Tatang menambahkan, terobosan lain yang dijalankan adalah memperluas jangkauan dengan membuka outlet di mal atau pusat perbelanjaan.

Langkah mendekatkan diri kepada konsumen itu untuk menawarkan konsep one stop shopping. Ketika konsumen berbelanja atau sekadar jalan-jalan maka mereka bisa langsung mengunjungi gerai untuk mendaftar layanan asuransi.

Menurut dia, kebijakan itu bukan sebuah pilihan, melainkan upaya perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Dengan begitu, perusahaan yang berstatus anak usaha PT Pertamina tersebut bisa terus meraih capaian lebih tinggi ke depannya.

"Kunggulan kita, banyak akses partner digital, punya portal digital, ada tenaga pemasar, punya point of sale, outlet, kerja sama banking, call center, dan kantor ada di mana-mana. Mudah diakses baik saat pembelian maupun saat klaim," ucap ketua umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) tersebut.

Tatang menjelaskan, perusahaan yang digawanginya memiliki tiga keunggulan dibandingkan kompetitor, yaitu finansial solid, mempunyai rekam jejak baik, dan menawarkan layanan prima. Selain itu, produk dan fitur yang ditawarkan sangat beragam, mencapai ratusan jenis yang semuanya terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pun dengan tingkat risk based capital (RBC) perseroan di angka 451,73 persen, yang sangat jauh dari ketentuan batas minimum yang ditetapkan OJK sebesar 120 persen. Tidak hanya itu, sambung dia, Tugu Insurance juga memiliki rating internasional A- (Excellent) dari A.M. Best.

Capaian itu menempatkan perusahaan sebagai satu-satunya perusahaan asuransi nasional di Indonesia yang mendapatkan pengakuan global. Sehingga, dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan maka Tugu Insurance bisa memberikan jaminan keamanan dan kepuasan bagi pelanggan.

Keungan sehat

Satu hal terpenting yang jarang diperhatikan konsumen, selain perusahaan memiliki keuangan sehat, juga memegang reputasi bagus, dan bisa menjamin klaim pasti cair. Tatang menegaskan, tidak ada ceritanya Tugu Insurance tidak bisa bayar klaim yang diajukan konsumen.

"Jadi akses mudah, produk banyak, dan paling penting adalah kepastian dan kemampuan pembayaran klaim. Buat apa produk bagus kalau tak bisa diklaim? Pentingnya asuransi itu saat ada kejadian, diklaim. Cadangan kita bagus, itu memastikan kemampuan bayar kita," ujar Tatang.

Direktur Keuangan dan Layanan Korporat Tugu Insurance, Emil Hakim menambahkan, di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi, kinerja perusahaan malah meningkat. Misalnya, sepanjang 2021, perseroan mampu mengelola risiko dengan prinsip kehati-hatian, baik dari aspek underwriting maupun pengelolaan investasi, serta proaktif dalam mengantisipasi berbagai peluang dan pertumbuhan pasar.

"Pendapatan premi neto (sepanjang 2021) secara konsolidasian sebesar Rp 2,67 triliun naik 12 persen dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,38 triliun. Adapun untuk pendapatan underwriting secara konsolidasian sebesar Rp 2,12 triliun naik 11 persen dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 1,91 triliun," kata Emil belum lama ini.

Tercatat pada akhir tahun buku konsolidasian 2021, Tugu Insurance memiliki total aset Rp 20,19 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,46 triliun. Ekuitas perseroan juga naik dari Rp 8,46 triliun menjadi Rp 8,79 triliun. "Laba tahun berjalan konsolidasian tercatat sebesar Rp 327,23 Miliar atau naik 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 271,91 miliar," ujar Emil.

Praktisi asuransi Christopher Rodjito menjelaskan, perkembangan industri asuransi di Indonesia cukup menggembirakan dalam satu dekade terakhir. Sejak ia bergelut di dunia asuransi pada 2009, jika dikomparasikan maka pengetahuan atau literasi dan penetrasi asuransi ke masyarakat sudah jauh lebih baik.

Datangnya pandemi Covid-19 semakin mengintensifkan pemasaran produk asuransi di masyarakat. Munculnya rasa khawatir dan takut ketika pandemi Covid-19 membuat sebagian masyarakat menjadi lebih menerima dan sadar dengan produk asuransi. Hal itu karena masyarakat membutuhkan proteksi ketika terjadi hal-hal tidak diinginkan, misalnya tiba-tiba sakit.

Belum lagi, perkembangan media sosial yang semakin masif dan proses pendaftaran asuransi yang semakin mudah membuat pasar asuransi semakin berkembang. "Ditambah pandemi membantu penyerapan asuransi menjadi lebih mudah. Sekarang proses pengajuan klaim hampir menggunakan digital, mostly, jadi overall lebih baik," kata Christopher.

Dia menjelaskan, banyak orang tidak menyadari bawah asuransi itu sangat penting untuk melindungi diri. Christoper mendapati, banyak orang berpikir tujuan utama dalam perencanaan keuangan adalah investasi dan menghasilkan cuan. Padahal, dalam perjalanan investasi itu ujungnya kadang terjadi hal tak terduga. Jika tidak ada persiapan maka bisa jadi tujuan investasi menjadi berantakan.

Misalnya, ketika keluar kota terjadi hal-hal tidak diinginkan. Karena tidak punya perlindungan, akhirnya orang tersebut harus mengambil tabungan atau simpanan investasi untuk mengkover biaya perawatan. Dia pun menganggap, produk yang dimiliki Tugu sebagai perusahaan asuransi umum sudah mampu menjawab kebutuhan pasar.

"Asuransi berperan penting banget menanggulangi risiko-risiko yang gak ketebak. Awalnya bisa saja untung, sebulan kemudian harus kita cairin sekarang, padahal belum untung. Asuransi itu bisa membantu psikologis kita lebih tenang," ucap Christoper.

Dia menambahkan, jika segala risiko masa depan sudah bisa diminalisasi maka orang cenderung hidup hidup lebih tenang. Dengan begitu, harusnya dalam membuat keputusan keuangan dan masa depan bisa lebih bijak. Itulah salah satu pentingnya manfaat asuransi yang jarang diketahui orang banyak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement