EKBIS.CO, JAKARTA -- Tingkat adopsi di industri kipto diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan jumlah investor yang mengalami kenaikan tajam dalam dua tahun terakhir.
Co-founder sekaligus Komisaris Tokocrypto Teguh K. Harmanda menyampaikan pertumbuhan investor secara agregat mencapai lebih dari 16,5 juta (per November). Adapun sejak 2020 sampai dengan 2022, pertumbuhannya sudah hampir 400 persen.
"Beberapa negara bahkan beberapa konsultan melihat bahwa tren kenaikan terhadap adopsi investor di Indonesia itu akan selalu tumbuh dan akan terus tumbuh,” ujar Teguh dalam keterangan tertulis dikutip Sabtu (31/12).
Menurut Teguh, 2022 menjadi tahun yang menarik di industri kripto dan blockchain, serta NFT. Tidak hanya secara global, di Indonesia instrumen investasi tersebut mendapat sambutan meriah dari investor.
Kendati demikian, Teguh mengakui, seperti halnya instrumen investasi lainnya, kripto pun menghadapi volatilitas. Nyatanya, jumlah transaksi kripto di Indonesia itu turun hampir sepertiganya pada November 2022.
“Kita melihat bull market di 2021, itu pertumbuhan kita hampir menyentuh Rp 860 triliun dalam waktu satu tahun,” kata Teguh.
Pada 2021, Bappebti sebagai regulator utama industri kripto hanya merestui 13 pedagang atau calon pedagang untuk memfasilitasi transaksi jual dan beli kripto. Pada 2022 angkanya naik hampir dua kali lipat.
Ke depan, dari data yang dimiliki pihaknya, Indonesia menempati ranking kedua di Asia Tenggara. Ini memunculkan sebuah prediksi Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan investasi kripto tertinggi.
“Indonesia itu memiliki fundamental ekonomi yang cukup baik dibandingkan beberapa negara Eropa. Dari segi adopsi kriptonya juga baik, dari segi pertumbuhan digital nya juga baik, yang akhirnya perpaduan yang sangat baik untuk membuat Indonesia menjadi hub kripto yang ada. Tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga secara global,” tutupnya.