EKBIS.CO, Memasuki pekan pertama 2023, PT Pertamina (Persero) belum menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sementara, kompetitor lain dalam niaga BBM, BP-AKR dan Vivo sudah menetapkan harga baru yang berlaku pada 1 Januari 2023.
PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR), perusahaan kerja sama antara BP dan PT AKR Corporindo Tbk, melakukan penyesuaian harga BBM di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur.
“Efektif per 1 Januari 2023 BP-AKR melakukan penyesuaian harga BBM di semua SPBU BP-AKR yang berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. Penyesuaian harga yang kami lakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, di antaranya harga minyak dunia, biaya operasional, dan kondisi pasar, ” ujar Marketing Director BP-AKR Vanda Laura dalam siaran pers, Senin (2/1/2023).
Penurunan harga yang dilakukan oleh BP-AKR besarnya bervariasi yaitu sekitar Rp 1.100 hingga Rp 2.300 per liter tergantung dengan jenis BBM-nya. Harga BBM BP 90 turun menjadi Rp 12.950 per liter dari semula Rp 14.050 per liter. Berikutnya, harga BBM BP 92 turun menjadi Rp 13.030 per liter dari semula Rp 14.150 per liter. Kemudian, harga BBM BP 95, yang hanya tersedia di wilayah Jawa Timur, turun menjadi Rp 13.500 per liter dari harga sebelumnya Rp 14.700 per liter.
Lalu, harga BBM BP Ultimate pun turun menjadi Rp 13.810 per liter dari harga sebelumnya Rp 15.100 per liter. Harga BBM diesel yaitu BP Diesel pun turun menjadi Rp 16.310 per liter dari semula Rp 18.660 per liter.
Selain itu, Vivo juga melakukan penyesuaian harga untuk produk BBM-nya. Berdasarkan pantauan Republika, penurunan harga terjadi pada seluruh produk antara lain Revvo 90 menjadi Rp 11.800 per liter, Revvo 92 menjadi Rp 12.800 per liter, dan Revvo 95 menjadi Rp 13.600 per liter.
Pertamina sempat berencana mengumumkan kebijakan penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada Ahad (1/1/2023). Kendati demikian, Pertamina memutuskan menunda hal tersebut.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan di balik pembatalan pengumuman penyesuaian harga BBM nonsubsidi oleh Pertamina. Erick menyampaikan, terdapat aturan bahwa harga BBM diumumkan sebulan sekali.
"Tapi kalau kita lihat, Pertamax itu tidak masuk dalam kategori subsidi," ujar Erick saat konferensi pers capaian dan rencana kerja bertajuk "BUMN 2023: Tumbuh dan Kuat untuk Indonesia" di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Oleh karena itu, Erick mengaku tengah melakukan konsultasi terlebih dahulu agar nantinya harga Pertamax dapat diumumkan dalam jeda waktu lebih pendek. Dengan begitu, masyarakat akan mendapatkan kepastian lebih cepat dan juga lebih sering terkait perubahan harga Pertamax.
"Ini yang kenapa konsultasi dulu agar harga Pertamax di Indonesia bisa diumumkan setiap pekan supaya sesuai dengan harga pasar. Jangan kita terjebak di birokrasi, harga bensin turun, aturan belum keluar," ucap Erick.
Erick ingin memastikan aturan baru ini dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk itu, ia memerlukan waktu dalam melakukan konsultasi.
"Kalau setiap pekan kan enak. Oh, pekan depan kira-kira harga (Pertamax) sekian karena BBM dunia harganya sekian. Itu ceritanya kenapa ditunda karena mau memastikan tidak melanggar," kata Erick.
Pertamina tidak sendirian terkait kebijakan harga BBM tersebut. Shell juga belum melakukan penyesuaian harga dan masih menggunakan harga yang ditetapkan pada awal Desember 2022.
Pada masa pandemi Covid-19, harga minyak dunia berfluktuasi liar. Dikutip dari Reuters, minyak mentah sempat tidak ada harganya alias dibanderol nol dolar AS per barel pada pertengahan April 2020 karena dunia dikejutkan dengan pandemi Covid-19. Hampir dua tahun kemudian, harga minyak kemudian melejit menembus 139,13 dolar AS per barel pada awal Maret 2022. Pemicunya adalah perang di Ukraina.
Lonjakan harga minyak dunia berdampak ke Indonesia. Pada September 2022, pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM Solar dan Pertalite.
Pada akhir 2022, amukan harga minyak mereda dan finis di level 85,91 dolar AS per barel untuk jenis Brent dan 80,26 dolar AS per barel untuk WTI. Secara setahun penuh, harga minyak Brent pada akhir 2022 tumbuh 10 persen (yoy). Sementara, harga minyak WTI tumbuh 7 persen (yoy).