EKBIS.CO, ANKARA -- Inflasi Turki pada Desember 2022 turun drastis. Hal itu dinilai dapat mendukung posisi Presiden Recep Tayyip Erdogan jelang pemilu pada tahun ini.
Dikutip dari AP pada Selasa (3/1/2023), Lembaga Statistik Turki melaporkan, realisasi inflasi pada Desember 2022 tercatat mencapai 64,27 persen (yoy). Angka itu turun dibandingkan posisi inflasi tahunan pada November 2022 yang mencapai 84,39 persen (yoy).
Ini merupakan bulan kedua secara berturut-turut, inflasi Turki mereda sejak merasakan rekor inflasi tertinggi selama 84 tahun sebesar 85,5 persen (yoy) pada Oktober 2022. Kendati demikian, penurunan inflasi ditimbulkan oleh base effect tingginya inflasi sejak setahun lalu.
Pandemi dan perang di Ukraina memang sudah memantik inflasi di seluruh dunia. Meski begitu, ekonom menilai, kenaikan harga di Turki lebih disebabkan kebijakan Erdogan. Presiden Turki memandang biaya kredit tinggilah pemicu kenaikan harga.
Pada tahun lalu, bank sentral Turki telah memotong suku bunga sebesar 5 persen poin menjadi 9 persen. Hal itu dilakukan di tengah tingginya inflasi Turki. Hal ini sangat bertolak belakang dengan hal lumrah yang dilakukan bank sentral lain di seluruh dunia yang justru menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.
Erdogan yang akan mengikuti pemilu pada Juni mendatang telah berjanji akan menurunkan tingkat inflasi. Sejalan dengan itu, Erdogan telah menaikkan upah minimal pekerja sebesar 55 persen untuk meringankan beban ekonomi.
Secara bulanan, tingkat inflasi di Turki pada Desember 2022 mencapai 1,2 persen (mtm). Angka itu turun dibandingkan inflasi bulanan pada November 2022 yang sebesar 2,9 persen. Kenaikan harga terbesar terjadi di sektor perumahan diikuti oleh pangan dan minuman nonalkohol.