EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah telah menurunkan harga jual BBM nonsubsidi per Selasa (3/1/2022) imbas dari penurunan harga minyak dunia. Namun, harga jual BBM subsidi seperti Pertalite tetap tak berubah. Harga BBM RON 90 itu masih sama seperti sebelumnya yang dijual dengan harga Rp 10 ribu per liter.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mempertanyakan keputusan tersebut. Menurut Fahmy, dengan perhitungan yang tidak transparan, pemerintah selalu mengatakan harga Pertalite masih di bawah keekonomian.
"Harga Pertalite pernah lebih mahal dengan harga BBM yang RON sama. Indikasi harga Pertalite di atas harga keekonomian. Maka pemerintah harus menurunkan harga Pertalite," ujar Fahmy saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Fahmy menyampaikan pemerintah seharusnya berpikir lebih jauh dampak dari perubahan harga Pertalite terhadap perekonomian. Fahmy menilai, keputusan tidak menurunkan harga Pertalite tidak sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong akselerasi perekonomian pascapandemi.
"Penurunan harga Pertalite akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, menurunkan inflasi, dan menaikkan daya beli serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Fahmy.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati berdalih, pemerintah dan Pertamina tak menurunkan harga jual BBM subsidi karena selama delapan bulan terakhir pada 2022, harus menanggung beban harga jual saat harga minyak dunia melambung tinggi.
"Solar dan Pertalite harganya tetap karena selama ini disubsidi banyak oleh pemerintah. Kami itu, selama harga minyak dunia melambung menjual harga Solar dan Pertalite itu setengah dari harga pasar," ujar Nicke di SPBU MT Haryono Jakarta, Selasa (3/1/2023).