Senin 09 Jan 2023 11:09 WIB

Data Ekonomi AS Memble, Rupiah Menguat

Rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 15.550 per dolar AS.

Red: Lida Puspaningtyas
Warga menunjukkan pecahan uang rupiah kertas terbaru. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Warga menunjukkan pecahan uang rupiah kertas terbaru. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat seiring data ekonomi Amerika Serikat yang tidak sebaik perkiraan.

Rupiah pagi ini, Senin (9/1/2023), menguat 58 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp 15.575 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.633 per dolar AS.

Baca Juga

"Rupiah menguat terhadap dolar AS hari ini karena data-data ekonomi AS yang dirilis hari Jumat kemarin tidak sebaik yang diperkirakan pasar," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Data pertumbuhan upah per jam Desember (average hourly earnings) yang merupakan salah satu indikator inflasi menunjukkan pertumbuhan 0,3 persen, lebih rendah dibandingkan ekspektasi dan bulan sebelumnya 0,4 persen.

Data survei aktivitas sektor jasa Desember 2022 juga terlihat mengalami kontraksi atau penurunan. The Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan PMI nonmanufaktur AS turun menjadi 49,6 pada bulan lalu dari 56,5 pada November.

Itu adalah pertama kalinya sejak Mei 2020 PMI jasa turun di bawah ambang batas 50, yang menunjukkan kontraksi di sektor yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS.

"Data ekonomi yang tidak terlalu bagus ini bisa memaksa bank sentral AS untuk memperlambat kenaikan suku bunga acuannya dan ini mendorong pelemahan dolar AS," ujar Ariston.

Departemen Perdagangan juga mengatakan pada Jumat (6/1) bahwa pesanan pabrik jatuh 1,8 persen pada November, setelah naik 0,4 persen pada Oktober.

Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan, pada akhir pekan lalu bahwa data ekonomi tersebut adalah tanda lain bahwa ekonomi secara bertahap melambat dan jika hal itu terus berlanjut, the Fed dapat memperlambat kenaikan suku bunga menjadi hanya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya.

Presiden Fed Richmond Thomas Barkin juga mengatakan langkah bank sentral AS untuk menurunkan kenaikan suku bunga akan membantu membatasi kerusakan ekonomi.

The Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Desember, setelah membuat empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 15.550 per dolar AS dengan potensi resisten Rp 15.630 per dolar AS.

Pada Jumat (6/1/2023) lalu, rupiah melemah 16 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp 15.633 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.617 per dolar AS.

Sementara itu, yuan China melambung 647 basis poin menjadi 6,8265 terhadap dolar AS pada perdagangan Senin. Ini memperpanjang kenaikan untuk hari kelima berturut-turut, menurut sistem perdagangan valuta asing China.

Di pasar spot valuta asing China, yuan diperbolehkan naik atau turun sebesar 2,0 persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan. Kurs tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar uang antarbank pada setiap hari kerja.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement