EKBIS.CO, JAKARTA -- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina, pada tahun 2022 mengelola pasokan gas bumi kurang lebih 1.027 BBTUD untuk mencukupi kebutuhan pelanggan di berbagai sektor. Dengan kebutuhan gas bumi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan demand dan proyeksi gas bumi sebagai energi transisi, serta dalam rangka mendukung kesinambungan pasokan, PGN intensif melaksanakan komunikasi dengan stakeholder khususnya regulator salah satunya dalam hal ini adalah SKK Migas.
Dalam menjaga keberlangsungan layanan gas bumi, PGN sebagai subholding gas PT Pertamina terus berupaya mencari sumber pasokan baru baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, lewat penjajagan dan komunikasi aktif. Sebagai pengelola infrastruktur gas terbesar di Indonesia, PGN mengharapkan adanya sumber pasokan baru untuk dapat menopang kebutuhan tersebut.
Terdapat beberapa proyeksi potensi sumber pasokan baru yang dapat diutilisasi di region 1 dan 2 Sumatera Jawa sebesar ± 96 BBTUD, Region III Jawa Timur ± 331 BBTUD, dan Region IV Indonesia Timur ± 3 BBTUD. Namun tentunya potensi tersebut membutuhkan dukungan dari SKK Migas. Penggunaan sumber pasokan yang baru juga akan dibarengi dengan pengembangan infrastruktur yang massif.
“Interkoneksi antara kegiatan pemanfaatan gas bumi yang massif, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan produksi menjadi kunci dalam kesuksesan utilisasi gas bumi nasional,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Sucipto.
Menindaklanjuti pengembangan infrastruktur gas bumi yang masif, insiatif infrastruktur yang sedang disiapkan diantaranya Pipa Transmisi Kalimantan, Pipa Transmisi Bangkanai, Pipa distribusi IKN dan infrastruktur non pipa. Selain itu, pengelolaan gas PEPC dan stranded gas yang dapat disalurkan untuk pemenuhan demand retail.
Sumber pasokan baru sekaligus memperluas pemanfaatan ruas Pipa Transmisi Gresik Semarang (Gresem). Sebagai contoh, pemanfaatan unassociated gas di Lapangan Banyu Urip yang diintegrasikan dengan Pipa Gresem untuk memenuhi demand di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Selain industri kelistrikan dan pupuk, PGN melakukan optimalisasi SPBG untuk transporasi umum darat dan laut khususnya motor & kapal nelayan. Langkah ini dapat menjadi salah satu kunci peningkatan pemanfaatan gas secara massif dalam mendukung penurunan subsidi energi dan menyediakan layanan energi terjangkau bagi masyarakat,” imbuh Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto, (19/1/2023).
Untuk menjaga keamanan pasokan, PGN terus berkoordinasi dengan SKK Migas dan KKKS perihal potensi pasokan baru untuk mendukung kesinambungan PGN, namun diperlukan dukungan SKK Migas untuk dapat memberikan kepastian volume dan harga untuk potensi-potensi sumber gas yang baru.
“Sumber gas baru dan LNG akan dialokasikan untuk meningkatkan utilisasi gas bumi domestik. Di sisi lain PGN Group bersinergi SKK Migas untuk pengembangan lapangan Migas yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan konsumen gas bumi. Serta memungkinkan pengembangan derivatif gas bumi, seiring dengan kebutuhan yang meningkat,” kata Haryo.