EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memastikan likuiditas perbankan dan perekonomian memadai untuk mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan dan pemulihan ekonomi lebih lansjut. Untuk itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengimbau perbankan tidak mentransmisikan suku bunga deposito ke kredit.
"Kami terus imbau perbankan, likuiditas kami jamin berlebih, maka suku bunga deposito tidak harus ditransmisikan ke suku bunga kredit," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2023, Kamis (19/1/2023).
Perry menjelaskan, pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi mencapai 31,20 persen. Angka itu meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen
Untuk itu, Perry menegaskan, likuiditas mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha. "Hal ini sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia," ujar Perry.
Dia menjelaskan, likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi. Hal tersebut terlihat pada uang beredar dalam arti sempit dan luas yang tumbuh masing-masing sebesar 9,5 persen dan 8,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga," jelas Perry.
Perry juga menyebut, meskipun BI rate naik 225 bps, namun suku bunga kredit tidak naik tinggi. Menurutnya, suku bunga kredit selama periode 225 bps naiknya adalah 21 bps atau hanya 0,21 persen ya.
"Saya terima kasih nih bankir tidak naikan subung kredit. Nah 0,21 persen wajar lah," ucap Perry.
Saat ini, Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga acuan BI-7Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75 persen. Kenaikan suku bunga tersebut dilakukan setelah sebelumnya dinaikan 200 bps pada Agustus 2022.