Jumat 20 Jan 2023 11:05 WIB

Penyaluran Kredit Baru Kuartal IV 2022 Terindikasi Tumbuh Positif

Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 86,3 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menjemur kerupuk di Menteng Atas, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Pemerintah akan menaikkan nilai alokasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dari Rp373,17 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp460 triliun pada 2023 untuk pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah agar semakin banyak terbentuk kemitraan perusahaan besar? dan UMKM.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Pekerja menjemur kerupuk di Menteng Atas, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Pemerintah akan menaikkan nilai alokasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dari Rp373,17 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp460 triliun pada 2023 untuk pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah agar semakin banyak terbentuk kemitraan perusahaan besar? dan UMKM.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Berdasarkan Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal IV 2022 tumbuh positif. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, hal tersebut terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 86,3 persen.

"Ini tetap kuat meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 88,1 persen," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis kredit. Hal tersebut terlihat dari nilai SBT yang seluruhnya tercatat positif.

Dalam survei tersebut, perlambatan terjadi pada jenis kredit modal kerja dan kredit investasi. "Ini terindikasi dari SBT positif yang sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 60,8 persen dan 63,7 persen," jelas Erwin.

Sementara itu, Erwin menuturkan kredit konsumsi terlihat tumbuh lebih tinggi. Menurutnya, hal tersebut didorong oleh hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit multiguna yang tumbuh melambat.

"Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor konstruksi dengan SBT sebesar 80,5 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar 74,2 persenn," ungkap Erwin. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement