Ketua Fintech Society Indonesia itu tidak menampik adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa platform e-commerce. Namun, menurut dia, hal tersebut justru kini membuat industri e-commerce semakin sehat dan mendukung keberlanjutan bisnis mereka. Hal ini juga termasuk perubahan biaya admin yang baru-baru ini diberlakukan oleh platform e-commerce.
"Mengapa? Karena, pertama, secara industri mereka tidak jor-joran, tidak lagi fokusnya pada bakar uang, tapi fokus kepada road to profitability, bagaimana menuju profit. Ini bagus, karena membuat investor makin selektif karena mindset berubah jadi road to profitability bukan pertumbuhan saja bagi investor," katanya.
Chief RA mengatakan langkah efisiensi yang dilakukan itu juga akan membuat startup bisa mengevaluasi model bisnis mereka. Upaya efisiensi juga akan membuat startup e-commerce mengkaji model bisnis agar lebih berkelanjutan sehingga industri secara keseluruhan akan terbangun lebih sehat.
"Yang tadinya mungkin yang penting aplikasinya diunduh, berapa usage-nya (pemakainya), sekarang juga memikirkan pendapatannya, top line, cost, juga harus dihitung. Jadi industri akan semakin sehat," katanya.
Lebih lanjut Rudiantara mengapresiasi upaya e-commerce yang turut serta mengembangkan ekosistem e-commerce, baik melalui program kemitraan, edukasi digital UMKM, dan ekspor yang dilakukan Shopee hingga kurasi produk UMKM oleh GoTo. Ia menilai meski awalnya e-commerce hanya platform yang digunakan pelaku UMKM untuk berdagang, tapi e-commerce kini justru ikut serta mendorong pengembangan para pelaku UMKM.
"E-commerce seperti Bukalapak juga melakukan pengembangan ekosistem melalui backward integration. Jadi tidak hanya menyediakan platform tapi juga ikut mengembangkan toko-toko kecil," katanya.
Contoh lain adalah Shopee dengan Kampus UMKM Shopee di 10 kota yang telah memberikan edukasi gratis tentang keterampilan digital bagi puluhan ribu UMKM. Juga Program Ekspor Shopee yang membantu ratusan ribu UMKM untuk mengekspor produk ke berbagai destinasi di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin dengan mudah dan gratis.
Dengan langkah tersebut ekosistem e-commerce akan memiliki nilai lebih. Di sisi lain, UMKM pun terus bisa fokus mengembangkan produk yang meningkatkan daya saing mereka.
"Tantangannya, salah satunya adalah ada aplikasi-aplikasi yang sebetulnya bukan e-commerce, lebih ke media sosial, tapi mereka juga bisa menawarkan sistem perdagangan. Ini walaupun masih kecil, kalau dibiarkan bisa jadi besar nanti. Ini jadi tantangan yang harus diselesaikan pemerintah," tutur Chief RA.
E-commerce akan menjadi lebih kuat dan terus menjadi tumpuan ekonomi nasional dengan perubahan kebijakan yang telah dilakukan. Penjual dan pembeli akan terus bergantung dan merasakan manfaat dari ekosistem yang kian dewasa ini.