EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso mengatakan. peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membuat ekonomi Indonesia menjadi tahan banting dalam menghadapi situasi perekonomian global. Sunarso mengatakan, optimisme para pelaku UMKM menjadi modal besar bagi Indonesia mengarungi situasi ketidakpastian ekonomi global dan juga tantangan di tahun politik.
"Pemilu cenderung memberikan dampak positif terhadap omzet atau penjualan pelaku UMKM," ujar Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023 bertajuk "Financial Inclusion and ESG: The Road to Equitable Economic Prosperity" di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Berdasarkan riset internal, Sunarso menyebut, pendapatan UMKM justru mengalami peningkatan, terutama satu tahun menjelang Pemilu. Sunarso menilai indikator tersebut semakin menambah optimisme ekonomi Indonesia pada 2023.
"Mungkin karena banyak yang cetak spanduk atau kaos, nanti kita tinjau lebih dalam risetnya. Kalau seperti itu, nanti cetak spanduk jangan di pabrik, di UMKM saja," ucap Sunarso.
Sunarso menyampaikan, resiliensi pelaku bisnis UMKM di Indonesia terlihat dari optimisme kondisi usaha di 2023. Dalam riset internal pada kuartal IV 2022, Sunarso menyebut 55 persen atau mayoritas responden UMKM memperkirakan nilai penjualan lebih tinggi di 2023 dibandingkan tahun lalu.
"43 persen responden menyatakan kenaikan omset usaha akan berkisar satu persen hingga 19 persen, sementara 23 persen responden memperkirakan adanya kenaikan omset hingga 20 persen sampai 39 persen pada 2023," sambung dia.
Satu hal yang menarik, lanjut Sunarso, suku bunga kredit bukan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan kredit di UMKM. Sunarso mengatakan pendorong pertumbuhan kredit UMKM terletak pada pertumbuhan ekonomi, likuiditas perekonomian, dan daya beli masyarakat.
"Pertumbuhan ekonomi dan kondisi likuiditas memiliki pengaruh yang justru lebih besar terhadap pertumbuhan kredit UMKM dibandingkan penetapan suku bunga murah," kata Sunarso.