EKBIS.CO, JAKARTA -- Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kritis. Tercatat jumlah pasokan yang tersedia hanya tersisa 13,3 ribu ton dari batas aman di atas 35 ribu ton. Badan Pangan Nasional (NFA) meminta agar Perum Bulog untuk segera meningkatkan guyuran beras ke PIBC yang menjadi barometer perberasan nasional.
"Badan Pangan sudah memerintahkan Bulog segera suplai beras operasi pasar tiap hari antara 3.000 ton sampai 4.000 ton, dan ini sudah mulai digelontorkan," kata Deputi Bidang ketersediaan dan Stabilitasi NFA, I Gusti Ketut Astawa, kepada Republika.co.id, Rabu (1/2/2023).
Ketut mengatakan, sejauh ini ketersediaan beras di pasar tradisional secara umum masih cukup. Hanya saja, harga yang relatif masih tinggi. Karena itu, langkah operasi pasar menjadi cara pemerintah untuk mengendalikan harga.
Setidaknya, ketersediaan beras di PIBC dapat di jaga pada level aman dan dampaknya diharapkan bisa menurunkan harga yang sedang mengalami kenaikan.
Awal tahun biasanya memang masih dalam periode paceklik di mana produksi di bawah kebutuhan. Namun, penurunan stok beras PIBC di awal tahun ini jauh lebih rendah dari awal tahun lalu. Mengutip statistik PIBC, rata-rata stok Januari 2022 sekitar 27 ribu ton sedangkan Januari 2023 hanya 13 ribu ton.
Dari jumlah stok yang tersedia di PIBC, beras Bulog hanya menyumbang sekitar 9,6 persen. Pasokan beras paling banyak berasal dari sentra Karawang sebesar 29,8 persen.
Rendahnya stok berdampak pada tingginya harga. Rata-rata harga beras di PIBC selama Januari 2023 mencapai Rp 11.331 per kg, lebih tinggi dari Januari tahun lalu yang hanya Rp 9.786 per kg.