EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatatkan pertumbuhan penjualan listrik sepanjang tahun 2022 sebesar 270,82 terawatt hour (TWh). Realisasi penjualan listrik tahun lalu ini tumbuh 6,17 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 255,07 TWh.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pertumbuhan penjualan listrik didukung pemulihan ekonomi pascapandemi. Pada tahun 2022 kemarin, kata Darmawan aktivitas masyarakat sudah mulai padat tidak seperti saat 2021 2020 saat pandemi melanda.
"Pertumbuhan demand-nya juga sudah tinggi di tahun 2022 kemarin. Kami juga melakukan berbagai langkah untuk mendorong konsumsi listrik," ujar Darmawan di Komisi VII DPR RI, Rabu (9/2/2023).
Darmawan juga menjelaskan berbagai program PLN seperti electrifying agriculture atau listrik untuk sektor pertanian, juga untuk pelabuhan dan nelayan menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan penjualan listrik. Ia juga menjelaskan strategi pemasaran tambah daya dan juga pasang baru cukup meningkat pada tahun lalu.
"PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program Akuisisi Captive Power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke listrik PLN, sehingga program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 terawatt hour (TWh)," tambah Darmawan.
Secara regional, Darmawan juga mengatakan penjualan listrik selama tahun 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34 persen atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.
Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh.
Secara sektoral dan berurutan pada 2022, penjualan tenaga listrik pada tarif rumah tangga menyumbang 42,53 persen, tarif industri menyumbang 32,35 persen, bisnis 17,49 persen, tarif sosial menyumbang 3,69 persen, tarif publik menyumbang 3,15 persen dan layanan multiguna, traksi serta curah menyumbang 0,79 persen.