Rabu 08 Feb 2023 17:07 WIB

Bahlil Ungkap Daya Tarik Investasi di Indonesia 

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap sejumlah hal yang menjadi daya tarik investasi di Indonesia. Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi.

"Mohon maaf saya katakan, (Indonesia) memang lagi bagus-bagusnya. Pertama karena stabilitas hukum kita cukup baik," kata Bahlil dalam  Webinar Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rabu (8/2/2023).

Baca Juga

Bahlil menuturkan, kondisi Indonesia yang selalu melakukan penggantian kepemimpinan selama lima tahun sekali menjadi salah satu daya tarik. Jika ada penggantian kepemimpinan selama satu tahun sekali menurutnya cenderung berpotensi ada gejolak.

Selain itu, Bahlil mengatakan Indonesia juga berusaha untuk mereformasi regulasi yang tumpang tindih. "Ini memberikan ruang yang cukup dalam melakukan investasi," ucap Bahlil.

Bahlil melanjutkan, daya tarik lainnya yaitu Indonesia memiliki jumlah penduduk 43 persen dari total penduduk Asia Tenggara. Hal itu menjadi populasi terbesar di ASEAN dan keempat di dunia.

Bahlil juga menyebut Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. "Target kami pendapatan perkapita harus di atas 10 ribu dolar AS. SDA sangat melimpah dan kita punya nikel terbesar di dunia," jelas Bahlil.

Menurutnya, Indonesia juga memiliki potensi investasi pada energi baru terbarukan. Dia menuturkan, Indonesia memiliki potensi cadangan karbon terbesar ketiga dunia.

"Sekalipun harganya (karbon) masih dibawah dibandingkan negara-negara seperti Eropa, harga jualnya mahal tapi di negara berkembang murah," ucap Bahlil. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement