EKBIS.CO, LHOKSEUMAWE -- Anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) menambah kapasitas produksi pupuk nasional melalui pembangunan pabrik pupuk NPK baru berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan pengoperasian kembali Pabrik Urea PIM-1 berkapasitas 570 ribu ton.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2/2023) lalu. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun, dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun yang meliputi pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya seperti dermaga, gudang, dan lain-lain.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan bahwa pabrik baru yang dimiliki PT PIM ini adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia.
Kontraktor pabrik ini adalah perusahaan BUMN, yaitu PT PP (Persero) Tbk. "Kandungan TKDN proyek ini juga mencapai 85 persen," tambah Bakir dalam siaran persnya.
Sebagai BUMN yang berperan dalam penyediaan pupuk untuk kebutuhan nasional, kehadiran pabrik NPK PIM menjadi wujud nyata dalam memenuhi kebutuhan petani. Bakir mengungkapkan, kehadiran pabrik NPK PIM menambah produksi NPK Pupuk Indonesia Grup menjadi sekitar 3,5 juta ton per tahun.
“Produk pupuk dari pabrik NPK PIM ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh, termasuk juga untuk kebutuhan pupuk non subsidi,” kata Bakir.
Lebih lanjut Bakir menjelaskan bahwa, PT PIM yang merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia, juga memiliki pabrik pupuk urea yaitu PIM 1 dan PIM 2 yang masing-masing berkapasitas 570 ribu ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi urea terpasang PT PIM sekitar 1,14 juta ton per tahun.
Pabrik PIM 1 sendiri sempat tidak beroperasi sejak tahun 2012 karena tidak mendapat pasokan gas. Namun sejak awal 2022 lalu, pabrik ini berhasil diaktifkan kembali setelah memperoleh pasokan gas, sehingga turut memperkuat kemampuan PT PIM dalam pemenuhan kebutuhan pupuk nasional sebesar 570 ribu ton.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa hampir semua negara di dunia saat ini mengalami krisis pangan yang disebabkan salah satunya oleh masalah pupuk.
Jokowi menjelaskan bahwa tingginya harga pupuk disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah konflik Rusia dengan Ukraina. “Akhir-akhir ini setiap saya ke desa dan sawah bertemu para petani selalu ada keluhan tentang pupuk, apalagi pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk (NPK) di Indonesia 13,5 juta ton sementara yang dipenuhi baru 3,5 juta ton. Ini yang harus kita atasi," ucap Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian BUMN atas keberhasilan mengoperasikan kembali Pabrik PIM-1. “Saya lihat di Aceh ini ada dua pabrik pupuk yang bertahun-tahun tidak beroperasi karena kurangnya pasokan gas. Lalu saya tugaskan Menteri BUMN untuk menjalankan.
“Soal kebutuhan gas, nanti kita carikan sehingga kendala pupuk bisa diatasi karena bagaimanapun juga pupuk merupakan kebutuhan dasar kita," tambah Presiden.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan bahwa pembangunan pabrik NPK PIM ini merupakan salah satu upaya BUMN dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama mengenai ketahanan pangan. “Proyek ini juga akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat Aeh dan diproyeksikan menambah PDRB Aceh sebesar 4,13 persen," kata Menteri BUMN.