EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sebagai program government to people yang diinisiasi pemerintah dengan memanfaatkan teknologi digital end to end, program Kartu Prakerja telah terbukti mampu meningkatkan kompetensi, keterampilan, produktivitas, dan daya saing peserta. Itu dengan mendorong aspek pendidikan, kebekerjaan, serta memantik kewirausahaan.
Sejak diluncurkan hingga 2022, program Kartu Prakerja telah memberikan manfaat ke 16,4 juta lebih peserta di seluruh wilayah di Indonesia. Para peserta didominasi oleh kaum perempuan yang mencapai sebanyak 51 persen, sementara sebanyak 3 persen lainnya merupakan penyandang disabilitas. Lebih lanjut, kata dia, program Kartu Prakerja juga mampu mendorong kebekerjaan dan kepemilikan usaha kecil bagi sepertiga dari jumlah penerima tersebut.
“Prakerja merupakan eksperimen kelembagaan yang berhasil menginspirasi program dan kementerian lain, karena program ini tidak hanya efektif dalam memberikan hasil yang baik, tetapi juga dengan biaya yang efisien,” ujar Airlangga saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara pendukung Sidang ke-61 Komisi Pembangunan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN CSocD-61 PBB) berupa webinar publik di New York, Amerika Serikat, seperti dilansir dari siaran pers, Ahad (12/2/2023).
Penggunaan teknologi digital dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja, jelasnya, dinilai mampu memberikan kualitas setara dan kemudahan dalam melakukan pelatihan bagi seluruh peserta termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Pemerintah juga berupaya mengurangi ketimpangan serta memberikan akses yang sama untuk skilling, reskilling, dan upskilling dengan menggunakan program Kartu Prakerja.
Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning David Atchoarena menilai, program Kartu Prakerja telah mendapatkan pengakuan internasional. Pengakuan itu atas keberhasilan memanfaatkan teknologi digital dan menjadi game changer atau membawa perubahan besar dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal.
Airlangga pun mengajak seluruh pemangku kepentingan berkomitmen dan berkolaborasi dalam mendorong penyediaan akses pendidikan yang optimal dan setara bagi seluruh masyarakat. “Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO Institute for Lifelong Learning dan UN Women menyelenggarakan acara ini untuk membuka diskusi, berbagi pengalaman dan pembelajaran. Saya berharap dapat dilakukan diskusi yang bermanfaat serta menarik,” tuturnya.