Libatkan siswa SMK
Untuk bisa terlibat dalam industri kendaraan listrik di masa mendatang, Yannes meminta pemerintah fokus dalam membina Sumber Daya Manusia (SDM) dengan melibatkan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Di sini perlu diingat bahwa banyak sekali sekolah SMK otomotif dan politeknik di Indonesia, mengapa belum ada skenario untuk melibatkan mereka?" ujar dia.
Menurut dia, kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada saat masih menjabat Wali Kota Solo, Jawa Tengah, dengan menghadirkan kendaraan dengan jenama ESEMKA dengan melibatkan siswa SMK perlu dilanjutkan untuk membentuk generasi muda Indonesia yang canggih dan siap untuk terjun di Industri 4.0 ke depannya.
Tidak hanya itu, pelibatan peran siswa-siswa dalam pengembangan kendaraan listrik serta kebijakan subsidi atau insentif pemerintah juga harus didukung oleh seluruh instansi terkait. Menurut dia, Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang menjadi salah satu pemain yang ikut serta dalam memajukan industri elektrifikasi, juga harus ikut bersinergi dalam menciptakan ekosistem EV (kendaraan listrik) di Indonesia.
Dia menyampaikan bahwa peran PLN juga menjadi kunci utama keberhasilan ekosistem kendaraan elektrik yang ada di Indonesia. Sebagai penyedia energi listrik di Indonesia, PLN tentu diharapkan kesiapannya dalam menghadapi industri elektrik ke depannya.
Langkah pemerintah yang sudah sangat bijak untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik melalui roda dua ini, menurut Yannes, jangan sampai terganggu gara-gara PLN menaikkan tarif listrik misalnya.
"Di sini, peran PLN juga jadi kunci. Jangan sampai PLN menaikkan harga listrik saat program ini baru dijalankan. Karena akan jadi kontra produktif terhadap kebijakan pemerintah pusat," tegas dia.
Beberapa waktu yang lalu pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui besaran insentif yang akan digulirkan untuk kendaraan listrik roda empat sebesar Rp 7 juta.
Hal itu juga pernah disampaikan oleh Presiden Jokowi pada saat pembukaan pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) yang menginginkan kendaraan roda dua mendapat subsidi terlebih dahulu dibandingkan dengan kendaraan roda empat.
Bukan tanpa sebab, Presiden Jokowi menilai perkembangan industri di roda dua sangat berkembang pesat. Terbukti pada 2022 penjualan kendaraan roda dua mencapai 5.221.470 unit atau naik sebesar 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya memiliki catatan yang positif melalui penjualan dalam negeri, kendaraan roda dua juga mencatatkan penjualan yang positif melalui pasar ekspor. Pada 2022, ekspor untuk kendaraan roda tercatat sebanyak 743.551 unit.
Yang pasti, insentif pemerintah yang membuat kendaraan listrik roda dua semakin terjangkau akan mendorong lebih cepat peralihan dari kendaraan bermesin konvensional dan berbahan bakar fosil menuju kendaraan non emisi yang ramah lingkungan.