EKBIS.CO, JAKARTA -- Produsen nikel PT Hillcon Tbk (kode saham: HILL) menargetkan belanja modal (capital expenditure) perseroan mencapai Rp 800 miliar pada 2023.
Direktur HILL Jaya Angdika dalam konferensi pers di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (1/3/2023), menyampaikan, 45 persen dari dana hasil IPO yang sebesar Rp 552,8 miliar akan digunakan untuk belanja modal. Selain itu, dia mengatakan belanja modal juga berasal dari bantuan institusi keuangan, seperti perbankan dan multifinance.
IPO membantu kami dalam modal kerja dan belanja modal, capex tahun ini Rp 800 miliar untuk membeli alat-alat," ujar Jaya Angdika.
Dia menjelaskan, belanja modal akan digunakan pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional berupa alat berat, seperti main fleet dan supporting fleet, serta sarana penunjang lainnya.
HILL optimistis pendapatan perseroan bisa mencapai Rp 6 triliun pada 2023, dengan laba bersih mencapai Rp 700 hingga Rp 800 miliar. Perusahaan menargetkan 45 persen pendapatan berasal dari jasa pertambangan nikel pada 2023. Sisanya, sebesar 55 persen berasal dari jasa pertambangan batu bara.
Perseroan optimistis volume produksi pertambangan nikel bisa mencapai 15 juta metrik ton nikel pada 2023, dari sebelumnya sebanyak sembilan juta pada 2022. Pangsa pasar jasa pertambangan nikel Hillcon saat ini mencapai 15 persen.
Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia diprediksi memproduksi sekitar 1,2 juta ton nikel pada 2022 atau setara dengan 37,5 persen dari total produksi global. Indonesia juga merupakan produsen stainless steel terbesar kedua di dunia setelah China.
Dalam hal cadangan nikel, Indonesia memiliki pangsa sebesar 22 persen atau setara dengan 21 juta ton nikel metal, dan diprediksi akan tetap menjadi penyumbang terbesar pasokan bijih nikel dan nikel jadi di dunia, dengan perkiraan pangsa pasar mencapai 38 persen pada 2024.