EKBIS.CO, JAKARTA -- Koperasi Mino Saroyo di Cilacap, Jawa Tengah, yang telah ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sebagai salah satu model koperasi modern berhasil menghubungkan 14 unit usaha secara digital.
Ketua Koperasi Perikanan Mino Saroyo Untung Jayanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengatakan setelah menjadi salah satu model koperasi modern, koperasinya mengalami transformasi dari berbagai aspek termasuk usaha Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
"Semua unit usaha kami sudah online dengan digitalisasi. Lewat digitalisasi sangat menguntungkan, salah satunya kami dapat dengan cepat melakukan proses bongkar muat kapal di TPI hingga proses penjualannya," katanya.
Untung menjelaskan, saat kapal nelayan tiba di pelabuhan tempat pelelangan ikan, ikan hasil tangkapan langsung dibongkar dari kapal. Kemudian disusun dalam per jenis ikan, selanjutnya ditimbang dan langsung dilakukan lelang.
Dalam proses tersebut, sistem digitalisasi berjalan yakni pencatatan jenis ikan, volume, dan pembelian dengan mudah dan cepat. Perekaman data tersebut disebutnya berjalan seperti layaknya di supermarket yang turut mengeluarkan struk belanja.
"Proses bongkar juga berjalan cepat. Dulu sebelum pakai sistem digital, seluruh pencatatannya secara manual. Bayangkan lamanya mencatat itu semua. Nelayan pun sangat senang memakai aplikasi ini," jelas Untung.
Digitalisasi diakuinya menjadikan proses lelang sangat efisien, sehingga membantu penanganan kualitas ikan lebih terjaga karena pengiriman ikan ke cold storage lebih cepat.
Dengan sistem aplikasi ini juga, seluruh transaksi anggota tercatat secara real time, misalnya setiap transaksi nelayan di TPI, langsung dapat dipotong 1 persen ke dalam simpanan nelayan di koperasi. Simpanan tersebut akan dicairkan setiap 15 hari sebelum hari raya.
Untung menuturkan bahwa dalam membangun sistem digitalisasi, Koperasi Mino Saroyo mendapat pendampingan dari KemenKopUKM. Bahkan lewat aplikasi yang dimilikinya, KemenkopUKM dapat mengetahui profil koperasi Mino Saroyo, termasuk omzet koperasi.
"Kami juga sedang merencanakan membuat kartu anggota elektronik, sehingga mudah membaca aktivitas usaha anggota, mulai dari kebutuhan penggunaan BBM, produksi, dan sebagainya," ucap dia.
Program modernisasi koperasi merupakan agenda prioritas 2020-2024 Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024. Proses modernisasi terbagi menjadi empat tahap, yakni fase pemodelan, replikasi, fase masifikasi, dan pemantapan, serta pengembangan lanjutan.
Ada enam pendekatan sebagai indikator koperasi modern, yaitu terhubung dengan offtaker, manajemen bisnis (professional), akses pemasaran, akses pembiayaan, adopsi teknologi dan informasi, serta membangun ekosistem.