Kamis 02 Mar 2023 16:10 WIB

Rupiah Tergelincir Didorong Meningkat Imbal Hasil Obligasi AS

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 15.263 per dolar AS.

Red: Lida Puspaningtyas
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar rupiah kembali menembus level Rp15.300 pada perdagangan Selasa (4/10) siang, dimana sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah mulai melandainya nilai dolar AS.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar rupiah kembali menembus level Rp15.300 pada perdagangan Selasa (4/10) siang, dimana sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah mulai melandainya nilai dolar AS.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (2/3/20223) tergelincir, didorong meningkatnya imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (AS).

Rupiah pada Kamis ditutup merosot 46 poin atau 0,30 persen ke posisi Rp15.281 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.235 per dolar AS.

Baca Juga

"Dari faktor eksternal terkait isu ekspektasi inflasi AS yang masih tinggi dan yield obligasi AS yang meningkat," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi, di Jakarta, Kamis.

Imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai tertinggi baru empat bulan di 4,0160 persen, setelah mencapai 4,0 persen semalam. Imbal hasil dua tahun juga naik ke 4,9080 persen, tertinggi baru dalam 15 tahun.

Di Amerika Serikat, aktivitas manufaktur mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada Februari, tetapi ukuran harga bahan baku meningkat bulan lalu, memicu kekhawatirann inflasi akan tetap membandel.

Sebagian besar investor masih memperkirakan Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya akhir bulan ini, tetapi ekspektasi kenaikan 50 basis poin yang lebih besar telah meningkat.

Probabilitas bahwa suku bunga kebijakan The Fed, yang saat ini ditetapkan di kisaran 4,5-4,75 persen, dapat memuncak di atas kisaran 5,5 persen, mencapai 53 persen, dibandingkan dengan 41,5 persen pada 28 Februari, menurut alat CME Fed.

Sedangkan dari faktor internal, Rully menuturkan tingkat inflasi Indonesia bulan Februari 2023 lebih rendah daripada Januari 2023. Diharapkan kondisi tersebut dan optimisme perekonomian Indonesia dapat menahan rupiah melemah terlalu dalam.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Rabu (1/3), inflasi mencapai 0,16 persen secara bulanan pada Februari 2023, lebih rendah dibandingkan Januari 2023 yang sebesar 0,34 persen.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 15.263 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.252 per dolar AS hingga Rp15.289 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menurun ke posisi Rp15.273 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.250 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement