EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia termasuk salah satu kawasan paling stabil secara politik dan ekonomi di dunia. Menurutnya, investor perlu mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan pusat ekspor.
Dalam pertemuan Indonesia-Australia, Airlangga menegaskan pemerintah optimistis namun tetap waspada menyikapi prospek perekonomian 2023. Berbagai kebijakan diterapkan mulai dari pemberhentian kebijakan PPKM yang diharapkan dapat mendorong mobilitas masyarakat dan bergeraknya roda perekonomian, hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, hingga reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan peraturan turunannya yang ditujukan guna memberi kepastian hukum bagi para pelaku usaha.
Terkait implementasi perizinan usaha berbasis risiko melalui Online Single Submission, sebanyak 3,3 juta lebih Nomor Induk Usaha baru telah diterbitkan. “Kami telah menyiapkan daftar prioritas investasi. Investor yang berinvestasi di industri prioritas berhak mendapatkan insentif fiskal dan nonfiskal," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (2/3/2023).
Selanjutnya, kata dia, pemerintah terus mengoptimalkan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi. Ia juga menyampaikan, saat ini Indonesia tengah mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Dijelaskan, Indonesia merupakan produsen utama bijih nikel yang merupakan komponen inti baterai. Sedangkan Australia merupakan mitra penting bagi Indonesia sebagai pemasok utama lithium yang merupakan komponen utama baterai listrik.
“Kami berharap kemitraan kita (Indonesia-Australia) dapat meningkatkan daya saing negara kita,” ujar dia.
Perlu diketahui, Australia telah menjadi mitra strategis Indonesia. Pada 2022, investasi Australia di Indonesia menyumbang sekitar 524 juta dolar AS yang berperan penting dalam menciptakan industri dan lapangan kerja. Sementara, total perdagangan Indonesia-Australia pada 2022 mencapai 13,3 miliar dolar AS atau tumbuh 9,1 persen selama lima tahun terakhir.
Guna memperluas akses pasar, Indonesia akan melanjutkan kerja sama perdagangan melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA). Kemitraan ini diharapkan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara.
Lalu pada 2022, Indonesia dan 14 negara lainnya, termasuk Australia, berkolaborasi melalui forum Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) for Prosperity yang berfokus pada trade, supply chain, clean economy, and fair economy. Airlangga mengatakan, perdagangan dan investasi antarkedua negara masih sangat potensial ditingkatkan dan memiliki ruang untuk berkembang.
Maka, Indonesia mendorong Australia lebih mengeksplorasi Indonesia sebagai tujuan investasi dan perdagangan Australia. “Kita harus memperkuat kemitraan ekonomi kita. Indonesia akan tetap teguh dalam mendorong kemitraan dan kerja sama dengan kawasan,” jelasnya.