Kamis 09 Mar 2023 16:44 WIB

Sri Lanka Umumkan Strategi Restrukturisasi Utang

Bank sentral Sri Lanka juga secara bertahap menambah cadangan.

Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe berbicara selama konferensi pers di Kolombo, Sri Lanka, Kamis, 19 Mei 2022. Sri Lanka segera mengumumkan strategi restrukturisasi utang pada bulan April.
Foto:

Saat ini, Sri Lanka harus membayar sekitar 6 miliar dolar AS per tahun hingga 2029, kata Presiden Ranil Wickremesinghe kepada parlemen pada hari Selasa (7/3/2023). Tetapi, Weerasinghe mengatakan jumlah ini akan dikurangi setelah restrukturisasi utang.

Bank sentral juga secara bertahap menambah cadangan, dengan dolar yang dapat digunakan mencapai sekitar 600 juta pada akhir bulan lalu. Ini merupakan tertinggi dalam setahun. 

Sri Lanka juga memiliki pengaturan pertukaran 1,5 miliar dolra AS dengan China, tetapi itu hanya dapat digunakan jika cadangan domestik mendukung impor selama tiga bulan.

"Jika kami membangun cadangan, kami mungkin dapat mengakses pertukaran (China), sampai saat itu kami tidak keberatan menyimpannya di pembukuan kami. Jika kami memenuhi ketentuan cadangan tiga bulan, kami dapat menggunakannya."

Weerasinghe juga mengatakan bahwa inflasi cenderung turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, bahkan oleh bank sentral. Naiknya harga telah menjadi perhatian utama dengan hasil terbaru di bulan Februari yang menunjukkan inflasi telah mereda, namun tetap di atas 50 persen.

 

"Sebelumnya ekspektasi saya adalah inflasi 4 persen hingga 6 persen di suatu tempat di bulan Desember. Sekarang saya perkirakan di awal Q4 daripada di akhir, prosesnya akan bergerak lebih cepat, sekitar akhir Oktober," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement