Kamis 09 Mar 2023 19:20 WIB

LPS: Konsumsi Masyarakat Jaga Laju Pertumbuhan Ekonomi

Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dijaga jika level konsumsi cukup.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pengunjung beraktivitas di area Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jumat (8/7/2022). Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saheruddin mengungkapkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dijaga jika level konsumsi cukup.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung beraktivitas di area Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jumat (8/7/2022). Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saheruddin mengungkapkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dijaga jika level konsumsi cukup.

EKBIS.CO,  JAKARTA — Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saheruddin mengungkapkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dijaga jika level konsumsi cukup. Meskipun menabung juga bagus, Herman menuturkan konsumsi yang cukup juga baik bagi perekonomian.

“Konsumsi masyarakat ini setelah dicabutnya PPKM, itu konsumsi masyarakat sudah pulih. Beberapa waktu terakhir ada konser tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri,” kata Herman dalam LPS Forwada Discussion Series 2023, Kamis (9/3/2023).

Baca Juga

Herman menuturkan, aktivitas masyarakat di mal dan bioskop juga menjadi indikator ekonomi lainnya. Hal itu menunjukkan, masyarakat sudah mulai melakukan konsumsi setelah pandemi berkurang.

Berdasarkan data, Herman mengatakan konsumsi rumah tangga juga sudah pulih. Beberapa indeks seperti perjualan ritel hingga pembelian barang juga sudah mulai meningkat.

Herman mengatakan, simpanan masyarakat juga sudah mulai turun. “Jadi turun itu bukan berarti jelek ya, turun itu malah ternormalisasi ke level yang di mana porsi konsumsi dan porsi tabungan masyarakat (imbang). Porsi simpanan masyarakat, itu seimbang dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Herman.

Herman menegaskan, simpanan perseorangan yang ternormalisasi ke level single digit menunjukkan tanda positif. Dia menilai, masyarakat mulai konsumsi kembali tapi tetap nabung.

“Jadi masyarakat sudah mulai konsumsi dan ini hal yang baik ya. Simpanannya sudah mulai ternormalisasi masyarakat spending. Kenapa hal yang baik? Karena porsi konsumsi itu adalah porsi yang paling besar untuk pertumbuhan ekonomi,” ungkap Herman.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abullah menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditentukan domestik demand atau konsumsi. Untuk itu, Piter menegaskan konsumsi tetap perlu didorong.

"Kalau pandemi, benar-benar membuat kita tidak bisa konsumsi belanja ke mal, traveling, dan konsumsi kita turun. Kalau konsumsi kita turun ada penurunan pertumbuhan ekonomi,” tutur Pieter.

Piter menambahkan, Indonesia pada tahun ini juga diperkirakan tidak akan mengalami resesi. Dia menuturkan, ekonomi global kemungkinan akan resesi namun tidak untuk Indonesia.

“Tenang, kita tidak akan resesi, insya Allah. Pandemi berakhir dan bisa berkonsumsi secara normal, bisa ke mal, bioskop, traveling dan itu akan membantu kita tumbuh positif,” ungkap Piter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement