Sabtu 11 Mar 2023 07:45 WIB

Data Pekerjaan AS Indikasikan Kenaikan Bunga Lebih Lambat, Dolar AS Melemah

Pelonggaran tekanan inflasi dapat menahan daya tarik dolar AS.

Red: Friska Yolandha
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat (10/3/2023), setelah data tenaga kerja AS untuk Februari menunjukkan pertumbuhan upah lebih lambat.
Foto:

Dolar mungkin di kisaran ketat karena melambatnya inflasi ke target Fed sebesar 2,0 persen kemungkinan akan bergelombang, kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.

"Ketika pasar merevisi ekspektasi untuk puncak suku bunga, kita melihat dolar naik dua langkah. Tapi begitu turun cepat, kita melihat dolar mengambil langkah mundur," kata Manimbo.

"Pasar sudah mengantisipasi bahwa Fed akan berhenti (menaikkan suku bung)tahun ini, tetapi kapan persisnya tidak diketahui."

Pasar berjangka untuk dana fed memangkas peluang jadi 41 persen untuk kenaikan 50 basis poin ketika pembuat kebijakan Fed bertemu pada 22 Maret, dibandingkan dengan probabilitas 71,6 persen seminggu yang lalu, menurut Alat FedWatch CME.

Pasar mendahului prospek kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, kata Dec Mullarkey, direktur pelaksana strategi investasi dan lokasi aset di SLC Management di Boston.

"Kenaikan suku bunga 25 basis poin pada titik ini lebih masuk akal karena memungkinkan Fed untuk terus memperketat tetapi memperpanjang periode di mana mereka melakukannya untuk memungkinkan data mengejar ketinggalan," katanya.

Euro naik 0,57 persen menjadi 1,064 dolar dan sterling diperdagangkan naik 0,83 persen pada 1,2024 dolar. Yen Jepang menguat 1,01 persen menjadi 134,79 per dolar.

Dolar sebelumnya melonjak terhadap yen dalam gerakan spontan setelah bank sentral Jepang (BoJ) mempertahankan kebijakan tidak berubah dalam pertemuan terakhir Gubernur Haruhiko Kuroda sebelum dia mundur pada April.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement