EKBIS.CO, JAKARTA --- Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi hampir mencapai kesepakatan untuk memesan jet komersial Boeing yang bakal digunakan untuk armada maskapai nasional baru, Riyadh Air, seperti dilaporkan The Wall Street Journal, dikutip dari Khaleej Times, Selasa (14/3/2023).
Adapun, total nilai pesanan pesawat itu mencapai 35 miliar dolar AS dan merupakan bagian dari ekspansi cepat oleh Arab Saudi di bawah strategi untuk mengubah Saudi menjadi pusat transportasi dan mempromosikan pariwisata.
Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus Perdana Menteri Mohammad bin Salman mengumumkan pada hari Ahad (12/3/2023) pendirian Riyadh Air, sebuah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PIF. Riyadh akan menjadi pusat operasional perusahaan dan akan menghubungkan ibu kota Saudi ke lebih dari 100 tujuan secara global pada 2030, memanfaatkan lokasi kerajaan antara Asia, Afrika dan Eropa, kata Kantor Berita Arab Saudi, SPA.
Menurut laporan, perusahaan akan menerima pesawat berbadan lebar pertama dan meluncurkan penerbangan internasional pertamanya pada awal 2025. Seorang pejabat tinggi Saudi mencatat, pesanan tersebut secara substansial akan mencerminkan ambisi Riyadh Air."
Kabarnya, pesanan Boeing bisa melibatkan sebanyak 100 pesawat, termasuk jet berbadan lebar yang sering digunakan dalam penerbangan internasional jarak jauh. Kesepakatan pesawat dapat mencakup campuran pesanan yang dikonfirmasi dan opsi untuk membeli lebih banyak nanti.
Pada Oktober 2022, Gubernur PIF Yasser Al Rumayyan mengatakan, penerbangan pertama maskapai baru ini diperkirakan akan lepas landas dalam beberapa tahun, mencatat model armada pesawat maskapai akan dibatasi paling banyak satu atau dua. PIF juga dilaporkan dalam negosiasi lanjutan untuk memesan hampir 40 jet A350 dari Airbus.
Kepala Saudi Arabian Airlines (Saudia) milik negara baru-baru ini dilaporkan mengatakan, para pejabat sedang dalam pembicaraan dengan Boeing dan Airbus untuk pesanan baik untuk perusahaan sendiri maupun maskapai baru.
Riyadh Air, yang ditujukan untuk memungkinkan Riyadh menjadi pintu gerbang dunia dan tujuan global untuk transportasi, perdagangan, dan pariwisata, akan dipimpin oleh Al Rumayyan, sementara mantan CEO Etihad Airways Tony Douglas telah ditunjuk sebagai Chief Executive Officer.