EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (Bps) mencatat penurunan impor lebih dalam pada Februari dibandingkan Januari 2023. Secara bulanan, impor pada Januari 2022 turun 7,15 persen sementara pada Februari turun 13,68 persen.
"Secara bulanan, nilai impor Februari 2023 sebesar 15,92 miliar dolar AS atau turun 13,68 persen dibandingkan Januari 2023," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Habibullah merinci, impor migas Februari 2023 mencapai 2,41 miliar dolar AS atau turun 17,19 persen dibandingkan Januari 2023. Angka tersebut turun 17,08 persen jika dibandingkan Febuari 2022.
Sementara untuk impor nonmigas Februari 2023 mencapai 13,51 miliar dolar AS. "Ini turun 13,03 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 1,63 persen dibandingkan Februari 2022," tutur Habibullah.
Dia menambahkan, penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023 dibandingkan Januari 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya hingga 355,4 juta dolar AS atau 15,22 persen. Sedangkan peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu 111,1 juta dolar AS atau 249,87 persen.
"Penurunan impor migas sebesar 17,19 persen dikarenakan turunnya minyak mentah yang mencapai 45,39 persen dan hasil minyak turun 8,20 persen," jelas Habibullah.
Dia menuturkan, laju pertumbuhan impor juga mulai melandai bila dibandingkan akhir tahun lalu. Menurutnya, pertumbuhan impor pada Februari 2023 memiliki pola yang sama yaitu tren penurunan secara bulanan.
Berdasarkan data BPS pada Desember 2022, kinerja impor tercatat tumbuh 4,75 persen ecara bulanan. Selanjutnya, impor menurun pada Januari 2023 sebesar 7,15 persen dan penurunan berlanjut pada Februari 2023.