Juda menilai peranan Jawa Timur dalam pengembangan pesantren dapat mendukung optimalisasi ketahanan pangan strategis salah satunya melalui Integrated Farming with Technology and Information. “Program ini mengembangkan infrastruktur budidaya hortikultura berbasis teknologi, yang saat ini tersebar di 90 pondok pesantren di berbagai daerah,” tutur Juda.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menekankan eskalasi risiko global telah menciptakan ancaman krisis pangan dan energi. Terutama di negara berpendapatan rendah yang memiliki ketergantungan terhadap impor serta menghadapi kerentanan fiskal.
“Untuk itu peran koperasi sebagai agregator, offtaker, sekaligus sumber pembiayaan bagi para petani perlu diperkuat,” tutur Teten.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, GNPIP yang sudah berjalan sejak tahun 2022 memberikan tiga pelajaran utama yang patut menjadi perhatian yakni perlunya inovasi budidaya dan digitalisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas pangan. Begitu juga dengan distribusi pangan yang efisien dan akses pembiayaan pelaku usaha pangan serta pemanfaatan digitalisasi melihat kesiapan adopsi teknologi di Jawa.
“Peran strategis ketahanan pangan perlu terus dibangun secara berkelanjutan dengan kerja keras dan dukungan kebijakan pemerintah daerah,” ujar Khofifah.
Terdapat enam komoditas pangan utama yang secara persisten menyumbang inflasi Jawa Timur yaitu ayam ras, telur ayam ras, cabai, bawang merah, daging sapi, dan minyak goreng. Dengan kondisi tersebut, Khofifah mengajak untuk memperkuat langkah strategis menjaga pasokan komoditas, baik secara struktural maupun teknis, agar ketersediaan pasokan dapat terjaga dan inflasi terkendali sepanjang tahun.