EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di area negatif pada perdagangan awal pekan. IHSG ditutup terkoreksi hampir satu persen ke level 6.612,49 setelah konsisten melaju zona merah.
Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, indeks saham di Asia sore ini, mayoritas ditutup turun setelah langkah darurat penyediaan likuiditas serta konsolidasi perbankan di AS dan Eropa gagal menekan ketakutan atas potensi krisis perbankan.
"Investor sekarang menantikan hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan ini dengan spekulasi semakin kuat bahwa bank sentral AS akan menghentikan kenaikan suku bunga acuan demi untuk menciptakan stabilitas di pasar," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (20/3/2023).
Data ekonomi AS pada Jumat lalu memperlihatkan perhitungan awal (preliminary) data Consumer Sentiment Index (CSI) yang dirilis oleh University of Michigan jatuh untuk pertama kali dalam empat bulan terakhir, ke level 63,4 pada Maret dari level 67.
Selain itu ekspektasi konsumen atas tingkat inflasi untuk satu tahun ke depan turun menjadi 3,6 persen dari 4,1 persen. Ini dinilai cukup mengkhawatirkan bagi Federal Reserve karena ekspektasi yang tidak terkontrol akan berubah menjadi sebuah lingkaran setan.
Ketakutan atas krisis perbankan global belum surut meskipun sejumlah bank sentral besar di dunia seperti Federal Reserve, Swiss National Bank (SNB), Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Of England (BOE) dan Bank Of Japan (BOJ) sepakat membuka keran likuiditas dolar untuk memberi dukungan pada industri perbankan.
Sektor penekan IHSG sepanjang hari ini yaitu energi dan finansial. Beberapa saham yang menjadi pemberat di antaranya ITMG, UNTR, GGRM hingga BYAN. Sementara saham yang mempu mencatatkan kenaikan signifikan yaitu INKP dan INTP.