Selasa 04 Apr 2023 12:40 WIB

Pandemi Covid-19 Reda, Beban Usaha Kimia Farma Turun Rp 189 Miliar

Efisiensi beban usaha dilakukan melalui optimalisasi biaya distribusi seluruh produk

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga menunggu masa observasi usai menerima vaksin booster atau vaksin penguat jenis sinopharm di Klinik Kimia Farma. Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi, PT Kimia Farma Tbk mencatatkan penurunan beban usaha sebesar Rp 189 miliar pada 2022. Adapun realisasi ini turun 5,41 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menunggu masa observasi usai menerima vaksin booster atau vaksin penguat jenis sinopharm di Klinik Kimia Farma. Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi, PT Kimia Farma Tbk mencatatkan penurunan beban usaha sebesar Rp 189 miliar pada 2022. Adapun realisasi ini turun 5,41 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

EKBIS.CO,   JAKARTA -- Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi, PT Kimia Farma Tbk mencatatkan penurunan beban usaha  Rp 189 miliar pada 2022. Adapun realisasi ini turun 5,41 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan efisiensi beban usaha dilakukan melalui optimalisasi biaya distribusi seluruh produk. Kimia Farma turut berpartisipasi menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19, penyediaan dan penyaluran obat antiviral Covid-19 di Indonesia.

“KAEF telah membukukan cashflow 2022. Pada Desember 2022, tercatat nilai kas dan setara kas naik menjadi Rp 2,15 triliun dari 2021 senilai Rp 748 miliar. Hal ini didukung dengan diperolehnya dana dari aksi korporasi unlock value anak usaha yang dimiliki KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA)," ujarnya dalam keterbukaan informasi perusahaan, Selasa (4/4/2023). 

Sepanjang 2022, perusahaan mencatatkan penurunan beban keuangan sebesar 14,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini ditopang dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi serta refinancing.

"Kepercayaan investor menjadi bukti adanya prospek positif bagi KAEF dan industri kesehatan di Indonesia," ucapnya.

Pasca aksi korporasi unlock value Kimia Farma Apotek, perusahaan menghasilkan dana sebesar Rp 1,86 triliun disertai dengan pembebanan pajak sebesar Rp 76 miliar. Sepanjang 2022 entitas anak Kimia Farma yaitu KF Dawan di Saudi Arabia membukukan kerugian sebesar Rp 24 miliar akibat tidak adanya kegiatan ibadah haji dan umrah selama pandemi Covid-19.

Adanya aksi korporasi dan kondisi entitas anak tersebut, menurut dia, memberikan pengaruh terhadap pencatatan kerugian sebesar Rp 109 miliar pada  2022. Perusahaan melihat prospek industri farmasi dan layanan kesehatan pada 2023 masih mengalami pertumbuhan, mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang menjadi perhatian seluruh pihak.

Pada awal 2023, Kimia Farma telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja, diantaranya aktivitas marketing yang masif dan penetrasi pasar. Selain itu, Kimia Farma juga telah melakukan non deal roadshow dengan para investor untuk mendapatkan bisnis baru yang akan dikembangkan di tahun ini.

Perusahaan berupaya melakukan pembenahan di sektor layanan kesehatan dan ritel farmasi untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya adanya aliansi strategis dengan mitra strategis yang memiliki jaringan global, yaitu Parkway Pantai Group, yang memiliki kompetensi di Klinik dan Laboratorium Klinik.

"KAEF optimis pada 2023 kinerja dapat tetap tumbuh dan memberikan kontribusi laba positif serta cash flow operation yang tetap terjaga positif hingga akhir 2023. KAEF terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement