Menurut Rahmad, penanaman 1.000 pohon ini juga salah satu komitmen Pupuk Kaltim dalam mengembangkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) secara berkelanjutan. Hal ini memberikan makna upaya pelestarian lingkungan menjadi tanggung jawab bersama baik perusahaan maupun karyawan untuk memberi manfaat bagi masyarakat.
Dalam program tersebut, lanjut Rahmad, Pupuk Kaltim turut memberdayakan salah satu produk binaan perusahaan yakni Kitosan Salona, sebagai growth promotor pada bibit pohon yang ditanam. Hal ini melihat kualitas produk yang mampu mendorong produktivitas tanaman, hasil dari pengolahan cangkang kepiting menjadi pupuk kitosan cair.
"Sehingga manfaat tidak hanya bagi lingkungan sesuai sasaran program, tapi juga bagi binaan Pupuk Kaltim melalui sektor pemberdayaan yang dilakukan. Hal ini jelas memberikan dampak secara luas dalam implementasi TJSL Pupuk Kaltim," lanjut Rahmad.
Rahmad menyampaikan program Evolution pun sejalan dengan gagasan Community Forest yang dikembangkan Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi, guna mencapai target Net Zero Emission di 2050 melalui National Determined Contribution (NDC). Sesuai peta jalan kinerja keberlanjutan, Pupuk Kaltim menargetkan penanaman 10 juta pohon hingga 2030 mendatang, yang tak hanya diwujudkan melalui program bersama stakeholder dan masyarakat, tapi juga melibatkan karyawan secara kontinyu.
"Dari seluruh upaya yang dilakukan, Pupuk Kaltim tidak hanya meneguhkan posisi sebagai produsen petrokimia terbesar di Asia Tenggara, tapi juga pionir transformasi hijau industri petrokimia di Indonesia," kata Rahmad.