EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diyakini akan mengalami perbaikan ke depannya. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan memproyeksi kerugian yang dibukukan GoTo akan menyusut tahun ini.
Sebagai informasi, GoTo membukukan pendapatan sebesar Rp 3,4 triliun di kuartal IV 2022 atau tumbuh 199 persen yoy. Pertumbuhan ini didukung oleh naiknya pendapatan dari layanan on-demand yang mencapai Rp 1,9 triliun.
GoTo juga membukukan GTV yang lebih tinggi yakni Rp 161,9 triliun atau tumbuh 18 persen yoy dengan net take rate sebesar 2,09 persen. "Kinerja ini salah satunya berkat penurunan biaya promosi bisnis layanan on-demand," kata Farras dalam risetnya, dikutip Jumat (7/4/2023).
Di samping itu, GOTO berhasil meningkatkan margin kontribusinya menjadi minus Rp 1 triliun pada kuartal IV 2022 dibandingkan minus Rp 5,2 triliun di periode yang sama 2021. Pencapaian ini didukung oleh penurunan biaya S&M.
Namun, Farras melihat, bottom line GOTO di kuartal IV 2022 lebih buruk dari ekspektasi dengan rugi bersih mencapai Rp 19 triliun. Kerugian ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai goodwill dari Tokopedia sebesar Rp 11 triliun.
Secara kumulatif, GOTO membukukan pendapatan sebesar Rp 11,3 triliun sepanjang 2022, tumbuh 511 persen yoy, dengan net take rate 1,85 persen. Sementara rugi bersih mencapai Rp 39,6 triliun.
Manajemen telah menetapkan proyeksi EBITDA yang disesuaikan sekitar Rp 5,3 triliun untuk tahun 2023. Manajemen menargetkan GOTO akan membukukan EBITDA positif pada kuartal IV 2023 dengan strategi barunya. GOTO sekarang menargetkan pengguna dengan GTV tinggi dan menggunakan machine learning untuk meningkatkan take rate.
Farras tetap yakin GoTo berada di jalur yang benar untuk mencapai profitabilitas, dengan penggunaan machine learning untuk mengidentifikasi pengguna dengan GTV tinggi, yang memungkinkan GoTo mengurangi biaya promosi dan S&M.
Farras memproyeksikan GoTo dapat membukukan GTV sebesar Rp 836 triliun atau tumbuh 36 persen yoy, pendapatan kotor sebesar Rp 31 triliun atau tumbuh 35 persen yoy, dan pendapatan bersih sebesar Rp 17,5 triliun atau tumbuh 54 persen yoy pada 2023.
Selain itu, Farras perkirakan GoTo akan membukukan kontribusi margin yang lebih baik dan EBITDA sebesar minus Rp 18,8 triliun. "Kami memperkirakan GoTo akan membukukan kerugian bersih yang jauh lebih rendah di 2023 yaitu menjadi sebesar Rp 20,5 triliun didukung oleh strategi barunya," kata Farras.
Farras mempertahankan rating BUY untuk saham GOTO dengan target harga berbasis SOTP sebesar Rp 150. Level tersebut menyiratkan EV/Sales 2023 sebesar 9,25x.