EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) diminta berbenah diri pasca-insiden kebakaran yang terjadi di Depo Plumpang, Jakarta dan Kilang Dumai, Riau pada Maret 2023 lalu. Pasalnya, selain menelan korban, insiden tersebut dikhawatirkan bisa menganggu pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat.
Pengamat Energi dari Pandawa Nusantara, Pramukti, menuturkan, kebakaran di Depo Plumpang pada 3 Maret 2023 lalu telah menyebabkan timbulnya korban jiwa hingga berujung pada polemik pada sejarah Depo Plumpang. Hal itu lantas berujung pada wacana relokasi ke wilayah yang lebih aman dari padat penduduk.
"Meskipun sudah ada pemberhentian Direktur Pertamina dan adanya karyawan yang bertanggung jawab, kita meminta dan berharap jangan ada lagi," kata Pramukti dalam keterangan tertulisnya, diterima Republika, Selasa (11/4/2023).
Tak lama berselang, terjadi insiden ledakan di Kilang Dumai yang disusul kebakaran. Meski kebakaran dapat diatasi dalam waktu sekitar 10 menit, Pertamina tetap harus terus melakukan evaluasi ihwal skenario bencana yang dapat terjadi.
Menurut Pramukti, dua hal yang menjadi fokus adalah penguatan teknologi di kilang dan juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia di seluruh lingkungan kerja. "Dua hal tersebut menjadi penting serta tugas perusahaan yang telah berkembang menjadi holding company," ujarnya.
Terlepas dari berbagai evaluasi yang harus dilakukan, Pramukti menegaskan, hal terpenting yang harus dipastikan adalah ketersediaan BBM. Terlebih saat ini telah masuk fase akhir Ramadhan di mana kebutuhan terhadap BBM akan melonjak.
"Kepastian pasokan BBM harus jelas terjamin. Masyarakat baru pulih dari pandemi dan membutuhkan layanan yang baik agar sampai ke tujuan dengan moda apapun, baik darat, laut dan udara," ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan Pertamina wajib meminimalisir human error, membangun standar operasional yang kuat, juga tidak lupa membangun kepedulian juga kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Termasuk bertanggung jawab terhadap urusan ekonomi, sosial kemasyarakatan yang terkena dampak dari insiden fatal di seluruh fasilitas Pertamina.