Ahad 16 Apr 2023 13:53 WIB

Sapa Pelajar Indonesia di Jerman, Menperin Jelaskan Kondisi Perindustrian di Tanah Air

Akan ada kerja sama investasi dari berbagai perusahaan yang masuk ke Indonesia.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
 Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Hannover, Jerman, untuk membuka acara Hannover Messe 2023 melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (15/4/2023).
Foto: Dok. Republika
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Hannover, Jerman, untuk membuka acara Hannover Messe 2023 melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (15/4/2023).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Jelang rangkaian perhelatan pameran teknologi industri Hannover Messe (HM) 2023, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan para pelajar dan diaspora asal Indonesia di Berlin, Jerman. Menperin menyatakan, Indonesia satu-satunya negara di dunia yang pernah tiga kali menjadi Official Partner Country Hannover Messe.

"Alhamdulillah DMAG kembali memilih Indonesia sekali lagi untuk HM 2023. Ini tidak boleh disia-siakan, dan keberadaan sebagai negara mitra harus kita gunakan sebaik-baiknya,” ujar Agus dalam siaran pers, Ahad (16/4/2023).

Baca Juga

Meski Hannover Messe 2023 belum dibuka secara resmi, kata dia, per Jumat lalu telah ada penandandatanganan kontrak Business to Business (B to B) senilai 2 miliar dolar AS. Ia menuturkan, setelah HM 2023 dibuka pada 16 April 2023 mendatang terus menerus akan ada kerja sama investasi dari berbagai perusahaan yang masuk ke Indonesia.

Kepada masyarakat Indonesia di Jerman, Menperin Agus menyampaikan perkembangan terkini dari sektor industri di Tanah Air. "Kinerja industri cukup menggembirakan, ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur yang sudah selama 16 bulan berturut-turut di atas 50 poin," tutur dia.

Terakhir, lanjutnya, naik dari 51,2 pada Februari 2023 menjadi 51,9 pada Maret 2023. Itu, kata Agus, menunjukkan kepercayaan diri pelaku industri manufaktur cukup tinggi.

Airlangga menambahkan, ekspor manufaktur mencapai 206 miliar dolar AS dan berkontribusi 70 persen dari total ekspor Indonesia. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga sudah kembali normal, bahkan lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19.

“Berangkat dari kinerja sektor manufaktur yang baik ini, Indonesia juga cukup serius dalam melakukan akselerasi electric vehicle (EV). Pemerintah menerbitkan berbagai macam kebijakan yang diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan ekosistem EV," kata dia menjelaskan.

Di antaranya, menurut Airlangga, pemberian bantuan pembelian motor listrik bagi para pelaku IKM dan Usaha Mikro Keci Menengah (UMKM). Tujuannya agar manfaat yang diberikan menjadi produktif.

Terkait kondisi beberapa subsektor manufaktur yang masih tertekan seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), menperin menjelaskan adanya pengaruh pasar yang sedang lemah, termasuk pasar Eropa.

Itu menempatkan perusahaan industri dalam posisi berat. Walau begitu, hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dilakukan oleh Kemenperin menunjukkan, industri TPT sudah mulai rebound dalam tiga hingga empat bulan terakhir, mendekati level 50.

Menperin pun menyampaikan, Kemenperin fokus mengawal peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) demi menjaga industri dalam negeri. Prinsip ini juga diterapkan dalam menjalin hubungan kerja sama dengan beragam negara lain, termasuk perundingan Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

“Kami mendukung pelaksanaan perjanjian yang juga didesain. Ini untuk menjaga daya saing sektor industri di Indonesia,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement