Selasa 18 Apr 2023 11:50 WIB

Rupiah Melemah di Tengah Penguatan Indeks Dolar AS

Rupiah pada Selasa pagi dibuka merosot ke posisi Rp 14.809 per dolar AS.

Red: Friska Yolandha
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Selasa (18/4/2023) melemah di tengah penguatan indeks dolar AS (DXY).
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Selasa (18/4/2023) melemah di tengah penguatan indeks dolar AS (DXY).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Selasa (18/4/2023) melemah di tengah penguatan indeks dolar AS (DXY). Rupiah pada Selasa pagi dibuka merosot 15 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 14.809 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.794 per dolar AS.

"Dari luar negeri, nilai tukar dolar AS cenderung menguat dalam beberapa waktu terakhir, dipengaruhi oleh perkembangan positif data ekonomi AS," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto kepada Antara di Jakarta.

Baca Juga

Rully menuturkan saat ini indeks dolar AS USD (DXY) kembali berada di atas level 102, pertama kalinya dalam empat hari terakhir. Data ekonomi yang dirilis pada Senin (17/4/2023) beragam. Indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York, ukuran aktivitas manufaktur di negara bagian itu, melonjak 35,4 poin menjadi 10,8 pada April.

Dolar juga terangkat setelah data aktivitas pabrik negara bagian New York pada April meningkat untuk pertama kali dalam lima bulan, membantu meningkatkan ekspektasi Federal Reserve akan tetap menaikkan suku bunga pada Mei.

National Association of Home Builders/Wells Fargo Housing Market Index (HMI) naik satu poin menjadi 45 di bulan April. Pengembang perumahan tetap optimis dengan hati-hati bahwa kurangnya persediaan yang ada akan mendorong permintaan rumah baru, meskipun suku bunga dan biaya konstruksi tinggi.

Sementara itu dari dalam negeri, pasar merespons negatif rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus yang jauh lebih rendah dari perkiraan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan barang pada Maret 2023 kembali surplus untuk yang ke-35 kali dengan nilai mencapai 2,91 miliar dolar AS.

Surplus Maret 2023 ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencapai 4,58 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewan nabati HS 15 serta besi dan baja HS 72.

Pada Senin, rupiah ditutup melemah 89 poin atau 0,61 persen ke posisi Rp 14.794 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.705 per dolar AS.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement