EKBIS.CO, TOKYO - Jepang akan memberikan subsidi sebanyak 1,8 miliar dolar AS untuk serangkaian proyek terkait baterai penyimpanan dan chip. Menteri Perindustrian Jepang Yasutoshi Nishimura mengatakan hal ini menandai dorongan terbaru pemerintah menuju keamanan rantai pasokan yang lebih besar.
Pemerintah berencana untuk memberikan subsidi hingga 184,6 miliar yen (1,38 miliar dolar AS) untuk delapan proposal terkait baterai penyimpanan. Dan hingga 56,4 miliar yen untuk dua proyek terkait semikonduktor,” kata Nishimura kepada wartawan, Jumat (28/4/2023)
Di antara proposal yang akan disubsidi adalah rencana pembuat mobil Honda Motor Co Ltd dan pembuat baterai GS Yuasa Corp untuk menginvestasikan sekitar 430 miliar yen untuk meningkatkan produksi baterai penyimpanan, dengan kementerian menyediakan hingga 158,7 miliar yen sebagai subsidi untuk proyek tersebut.
“Kami memiliki harapan besar bahwa ini akan mengarah pada pasokan baterai penyimpanan yang stabil dan promosi GX (transformasi hijau),” kata Nishimura.
Dalam sebuah pernyataan, Honda, GS Yuasa dan perusahaan patungan baterai mereka yang berusia 14 tahun, Blue Energy Co Ltd, mengatakan mereka berencana memulai produksi pada April 2027 dan akan memulai produksi massal pada Oktober 2027.
Perusahaan patungan tersebut akan memulai dengan membangun pabrik baru yang akan menargetkan kapasitas produksi tahunan minimal 20 gigawatt jam (GWh), tetapi tidak menentukan lokasi atau memberikan rincian lebih lanjut.
"Kami ingin menanggapi berbagai permintaan baterai di Jepang, yang diperkirakan akan meningkat di masa depan, terutama untuk BEV (kendaraan listrik baterai)," kata Chief Executive Honda Toshihiro Mibe dalam pernyataannya.
Saham GS Yuasa berada di jalur untuk membukukan kenaikan satu hari terbesar mereka sejak awal Februari menyusul berita tersebut. Saham Yuasa naik 7 persen menjadi 2.365 yen, sementara saham Honda naik 1,7 persen menjadi 3.574 yen.