EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan langkah antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah mampu menekan inflasi pada periode Idul Fitri atau Lebaran 2023. BPS mencatat pada April terjadi inflasi sebesar 0,33 persen.
"Kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi Lebaran tahun ini lebih baik dan kesediaan hortikultura memadai untuk periode Lebaran, sehingga inflasi bisa dikendalikan dengan baik," kata Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta, Selasa (2/5/2023).
BPS mencatat inflasi pada momen Lebaran 2023 berada di level 0,33 persen. Ini lebih rendah dibanding inflasi pada momen Lebaran 2022 yang sebesar 0,40 persen.
Menurut Margo, pemicu inflasi umumnya disebabkan oleh transportasi dan makanan. Sementara itu, tarif angkutan dan harga beberapa komoditas pangan di kota-kota destinasi mudik tahun ini relatif lebih terjaga pada tahun ini bila dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal itu tercermin pada penurunan tingkat inflasi di kota-kota destinasi mudik. Misalnya, inflasi Semarang turun menjadi 0,27 persen pada periode Lebaran tahun ini bila dibandingkan momen Lebaran tahun lalu yang inflasinya tercatat sebesar 0,53 persen.
Selain Semarang, kota-kota destinasi mudik lain yang juga mengalami penurunan inflasi adalah Malang yang inflasinya turun dari 0,51 persen menjadi 0,24 persen, Surabaya dari 0,49 persen menjadi 0,34 persen, Yogyakarta dari 0,75 persen menjadi 0,22 persen, Palembang dari 0,81 persen menjadi 0,33 persen, hingga Bandar Lampung dari 0,58 persen menjadi 0,30 persen.
Kondisi tersebut menunjukkan pemerintah telah mampu mengantisipasi kesiapan kota-kota destinasi mudik saat periode Lebaran sehingga inflasi lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
Selain itu, penurunan inflasi juga didukung oleh pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga serta adanya aktivitas panen raya sepanjang Maret hingga April. Kemudian, andil inflasi beberapa komoditas pangan juga relatif lebih rendah bila dibandingkan pada momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya. Pada periode Lebaran 2023, komoditas pangan yang menyumbang andil pada inflasi hanya daging ayam ras dan beras yang masing-masing berkontribusi sebesar 0,02 persen.
Berbeda pada periode Lebaran tahun lalu yang kontributor inflasinya banyak berasal dari komoditas pangan, seperti telur ayam ras, ikan segar, bawang merah, dan daging sapi.