EKBIS.CO, NEW YORK -- Tiga indeks saham utama AS kompak turun lebih dari satu persen pada perdagangan Selasa (2/5/2023). Penurunan tajam saham bank menjadi pemicu utama jatuhnya Wall Street.
Pelaku pasar khawatir sistem keuangan terkena imbas dari krisis yang sedang dialami sejumlah bank di AS. Di sisi lain, investor juga masih mencermati kemungkinan The Federal Reserve menaikkan suku bunga.
Bank sentral AS tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunga 25 basis poin. Investor mempusatkan perhatian pada setiap sinyal yang diberikan bank sentral terkait kepastian suku bunga.
Indeks perbankan regional KBW turun 5,5 persen secara harian, terbesar sejak 13 Maret. Selama sesi tersebut, indeks tersebut mencapai level terendah sejak November 2020.
Saham energi turun seiring dengan pelemahan harga minyak. Sektor energi S&P 500 turun 4,3 persen, terbesar dari semua sektor utama. Investor khawatir tentang potensi gagal bayar utang AS.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pemerintah tidak dapat memenuhi semua kewajiban pembayarannya sebelum 1 Juni. Menurut Yellen, pemerintah harus memperbarui undang-undang untuk menaikkan batas pinjaman Washington.
Bank-bank regional AS memperpanjang kerugian dari Senin (1/5/2023) lalu setelah penyitaan dan lelang First Republic Bank. Sebagian besar aset First Republic Bank dibeli oleh JPMorgan Chase & Co. Dua bank regional AS lainnya runtuh pada bulan Maret.
"Ada kekhawatiran bahwa ini belum berakhir, dan suku bunga akan terus naik, dan ini bisa menjadi katalis untuk lebih banyak masalah," kata kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, Quincy Krosby, dilansir Reuters, Rabu (3/5/2023).
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 367,17 poin atau 1,08 persen, S&P 500 kehilangan 48,29 poin, atau 1,16 persen, sedangkan Nasdaq Composite turun 132,09 poin, atau 1,08 persen.
Beberapa saham bank yang mengalami penurunan tajam yaitu PacWest Bancorp sebesar 27,8 persen, sementara Western Alliance Bancorp turun 15,1 persen dan Comerica turun 12,4 persen. Selain itu, saham Starbucks turun dua persen setelah merilis hasil kuartalannya.