Jumat 05 May 2023 09:59 WIB

OJK: Produk Digital Dukung KTT ASEAN Majukan Konektivitas Pembayaran

UMKM bisa bertransaksi lintas batas.

Red: Lida Puspaningtyas
Tanda pembayaran nontunai melalui QRIS terpasang di kios pedagang Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (20/9/2022). Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta menargetkan hingga akhir tahun ini ada empat ribu pedagang Pasar Beringharjo yang menggunakan transaksi nontunai melalui QRIS. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional dari mall serta toko ritel. Sementara ini ada tujuh pasar dari 29 pasar di Kota Yogyakarta yang sudah mulai digitalisasi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tanda pembayaran nontunai melalui QRIS terpasang di kios pedagang Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (20/9/2022). Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta menargetkan hingga akhir tahun ini ada empat ribu pedagang Pasar Beringharjo yang menggunakan transaksi nontunai melalui QRIS. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional dari mall serta toko ritel. Sementara ini ada tujuh pasar dari 29 pasar di Kota Yogyakarta yang sudah mulai digitalisasi.

EKBIS.CO, MANADO -- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut Winter Marbun mengatakan lembaga keuangan kembangkan produk berbasis digital guna mendukung upaya KTT ASEAN dalam memajukan konektivitas pembayaran.

"Untuk peningkatan konektivitas pembayaran, salah satu yang harus jadi perhatian adalah mendorong lembaga keuangan untuk mengembangkan produk-produk berbasis digital yang bisa mencapai pembayaran lintas batas yang lebih cepat, lebih murah, transparan dan inklusif," kata Winter, di Manado, Jumat (5/5/2023).

Winter mengatakan hal ini akan mempermudah masyarakat khususnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bertransaksi lintas batas.

"Sehingga bisa mengangkat UMKM naik kelas yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian di daerah khususnya Sulawesi Utara," katanya.

Dia menjelaskan peningkatan literasi dan inklusi keuangan digital dilakukan dengan membangun ekosistem yang bisa mendorong lembaga keuangan menyediakan produk-produk keuangan yang sesuai kebutuhan masyarakat dan murah.

Juga, katanya, masyarakat mudah menjangkau lembaga keuangan, serta mendidik masyarakat sehingga bisa memahami manfaat dan risiko produk keuangan serta menggunakan dengan benar.

Untuk itu, katanya, diperlukan peningkatan literasi dan inklusi keuangan memanfaatkan teknologi (digital) serta mempercepat transaksi keuangan, sebagaimana upaya yang dilakukan dalam KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur.

Terdapat lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, kemudian bertambah enam negara lainnya menjadi total sebelas negara anggota, ialah Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement