EKBIS.CO, PONTIANAK -- PT PLN Persero terus meningkatkan penggunaan bauran energi baru terbarukan (EBT) pada mesin pembangkit listrik di Provinsi Kalimantan Barat mengingat potensi sumber EBT di daerah tersebut cukup besar.
"Kami terus berupaya meningkatkan pemanfaatan potensi EBT yang ada di Kalbar dengan menggandeng berbagai pihak, baik para pelaku usaha maupun akademisi," ujar Manajer Pembangkitan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kalbar, Norman Sasono di Pontianak, Ahad (7/5/2023).
Ia menyebutkan di Kalbar masih banyak potensi EBT yang belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, PLN memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin menjalin kerja sama dengan PLN dalam memanfaatkan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat
Norman melanjutkan, penggunaan bauran EBT pada mesin pembangkit di Kalbar terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pasokan aliran listrik guna menunjang kelancaran aktivitas usaha masyarakat.
"Pada 2021 total kWh produksi non BBM di Kalbar sebesar 21.001.686 kWh, sementara pada tahun 2022 meningkat menjadi sebesar 41.805.816 kWh, atau meningkat sebesar 199 persen," kata dia.
Menurutnya, peningkatan produksi kWh dengan memanfaatkan potensi EBT terbesar adalah pada pembangkit tenaga air, yakni sebesar 208 persen, di mana pada 2021 lalu produksi kWh-nya sebesar 11.588.946 kWh dan pada 2022 sebesar 24.127.061 kWh.
Selain air, pemanfaatan EBT lain yang juga turut meningkat adalah pembangkit biogas sebesar 143 persen dan pembangkit biomassa sebesar 207 persen.
Diakui Norman, upaya peningkatan performa mesin pembangkit EBT di Kalbar antara lain melakukan pemeliharaan untuk optimalisasi PLTM (Mikrohidro) Bora di Nanga Pinoh, revitalisasi dan peningkatan daya PLTS (Surya) Temajuk Kabupaten Sambas, perbaikan PLTM (Mikrohidro) Sajingan, dan PLTM Merasap di Kabupaten Bengkayang.
"Optimalisasi pembangkit EBT sangat berdampak positif bagi kita semua. Selain ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi dampak rumah kaca juga dapat menekan biaya pokok produksi PLN," kata Norman.