EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menyebut pasar domestik sangat penting dan digitalisasi menjadi salah satu penyangga, tulang punggung, serta akselerator pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen, sekaligus agar tak terjebak dalam pendapatan kelas menengah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari digitalisasi, pemerintah mendorong sekaligus memperluas jaringan infrastruktur, mulai menerapkan 5G, dan mendorong low orbit satellite di sejumlah daerah sehingga investasi lebih rendah, tapi konektivitas tidak terputus.
“Jadi ke depan, konektivitas apapun itu akan hubungkan people to people dan terima kasih kepada salah satu local currency yang menggunakan digitalisasi, diharapkan memfasilitasi ekonomi pembayaran people to people yang akan dimudahkan dan mengurangi mata uang broker atau dolar AS. Jadi, kita langsung tanpa broker, karena buying and selling selalu ada margin ataupun fee,” ujarnya saat webinar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023, Senin (8/5/2023).
Airlangga pun mengingatkan bahwa 10 — 13 tahun ke depan menjadi momentum sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya sampai 2038.
“Artinya, kalau kita mau lepas dari jebakan negara kelas menengah yang pendapatan hari ini mungkin empat ribu dolar AS itu harus dinaikkan minimal tiga kali atau mencapai 12 ribu dolar AS pada 2035. Kalau ekonomi kita 12 ribu dolar AS, berarti ekonomi kita secara nasional naik dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 4,4 triliun, artinya kita menjadi negara ke-7 (terbesar) dalam ekonomi dunia,” ucapnya.
Studi Temasek, Bain & Company mencatatkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital pada 2022 sebesar 77 miliar dolar AS dan terus bertumbuh hingga 120 miliar dolar AS pada 2025. Saat ini, pangsa pasar Indonesia dalam sektor ekonomi digital sebesar 40 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Selain itu, negara ini memiliki 1 decacorn, 11 unicorn, dan lebih dari dua ribu startup.
“Ke depan, ekonomi digital diharapkan dapat mencapai 20 persen dari produk domestik bruto,” ucapnya.