Ekonom Terus Ingatkan Bahaya Utang Luar Negeri
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini pada awal tahun menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa mewariskan utang melambung tinggi. Sejak 2014, Didik menyebut, utang pemerintah terus bertambah hingga tahun 2022 lalu.
Pada 2014, posisi utang hanya Rp 2.600 triliun. "Sampai 2022 utang menjadi Rp 7.500-an triliun diwariskan kepada kepemimpinan masa mendatang," kata Didik dalam diskusi "Indef: Catatan Ekonomi 2023".
Dia menilai kondisi tersebut pada akhirnya bisa berdampak pada APBN. Ini terjadi karena sistem politik di Indonesia yang masih buruk.
Didik mencontohkan pada saat pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan perppu yang memperlebar defisit anggaran yang berujung utang pemerintah semakin besar. Menurut dia, ekonomi dan politik menjadi kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Didik melihat adanya kemunduran dunia politik di Indonesia saat ini dan membuat fungsi DPR lemah. "Ada fakta berdasarkan defisit anggaran terjadi karena perencanaan anggaran kurang matang. Perkembangan utang pemerintah meningkat akhirnya kondisi politik merusak demokrasi," ujar Didik.