Sebagai bukti keseriusan dan komitmen, Rahmad menyampaikan, seluruh pihak yang terlibat di kerja sama ini pun sepakat untuk kembali menandatangani nota kesepahaman kedua pada 19 Mei 2023 di Copenhagen, Denmark. Rahmad menyampaikan fokus dari kajian ini adalah rancangan pembangunan fasilitas yang memproduksi green ammonia sebesar 1 juta ton per tahun dengan estimasi investasi senilai 4 miliar dolar AS.
Rahmad menilai hal ini menjadi kesempatan dan peluang yang sangat positif bagi kemajuan PKT dan juga bagi industri petrokimia Tanah Air. PKT, Rahmad sampaikan, juga selalu membuka diri untuk kolaborasi dengan banyak pihak yang bisa melahirkan teknologi dan inovasi terbaik.
"Salah satunya lewat penjajakan green ammonia sebagai bentuk energi terbarukan ini. PKT melihat, di masa depan, nantinya grey ammonia atau produk-produk berbahan baku hidrokarbon akan digantikan oleh produk-produk green ammonia," lanjut Rahmad.
Rahmad menjelaskan Copenhagen Atomics yang merupakan perusahaan teknologi molten salt asal Denmark sedang mengembangkan reaktor molten salt yang bisa diproduksi secara massal. Dalam kerja sama ini, Copenhagen Atomics mendapat peran untuk mengembangkan teknologi thorium molten salt reactor dengan tujuan menurunkan harga energi ramah lingkungan. Sedangkan Topsoe merupakan licensor teknologi amoniak yang memiliki pengalaman selama 80 tahun dan mendapatkan peran untuk mengembangkan Solid Oxide Electrolyzer Cell (SOEC) electrolysers dengan konsumsi energi yang kompetitif.
Rahmad mengatakan Alfa Laval akan berperan sebagai penyedia teknologi water treatment untuk mengolah bahan baku electrolyzer. Rahmad menyebut Aalborg CSP berperan sebagai penyedia molten salt boiler yang nantinya akan mengkonversi energi yang dihasilkan oleh thorium molten salt reactor menjadi steam yang kemudian dikonversi lebih lanjut menjadi energi listrik.
Atas arahan dari PT Pupuk Indonesia selaku induk perusahaan PKT, Rahmad mengatakan, kerja sama ini pun akan melibatkan Pertamina New & Renewable Energy yang mendapatkan peran untuk menemukan proses produksi hidrogen yang ramah lingkungan. Rahmad menyampaikan pengembangan green ammonia menjanjikan potensi luar biasa. Untuk PKT bisa menjadi salah satu penggagas pengembangan energi terbarukan ini tentu sejalan dengan tujuan kami untuk selalu mengedepankan teknologi dan inovasi untuk bisa menghasilkan produk terbaik dan terefisien tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara keberlangsungan lingkungan hidup.
"Tak cuma untuk PKT, kerja sama ini tentunya merupakan kerja sama yang sangat berdampak baik bagi Indonesia dan dunia. Dan sekaligus juga menjadi bukti nyata komitmen PKT untuk semakin dikenal sebagai pelaku industri petrokimia secara global," kata Rahmad.