Ia menyebut keberadaan BPR-BPRS dekat dengan masyarakat, memiliki prosedur pelayanan yang sederhana, mengutamakan pendekatan personal, dan fleksibilitas pola dan model pinjaman, sehingga, membuatnya mampu eksis dan tumbuh bersama industri perbankan lain.
"Di masa yang akan datang, peran tersebut akan terus kami tingkatkan dengan memberikan kemudahan dan perluasan akses bagi pelaku UMKM," ujar Tedy.
Hingga Desember 2022, total aset industri BPR- BPRS tumbuh 9,14 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp 202,46 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 185,50 triliun pada akhir 2021.
Sementara, penyaluran dana kredit BPR- BPRS per Desember 2022 tumbuh 11,81 persen (yoy), atau lebih dari tingkat pertumbuhan kredit sebelum pandemi COVID-19 yang tercatat sebesar 10,85 persen.