EKBIS.CO, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ketua House of Representatives Kevin McCarthy disebut sudah mendekati kesepakatan untuk menaikkan plafon utang pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS selama dua tahun. Kesepakatan itu juga akan membatasi pengeluaran untuk sebagian besar belanja pemerintah. Hal itu diungkapkan sumber seorang pejabat AS kepada Reuters, dikutip pada Jumat (26/5/2023).
Meski belum final, kesepakatan itu disebut akan meningkatkan belanja untuk pengeluaran militer dan veteran. Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk mengurangi rencananya untuk meningkatkan pendanaan di lembaga pajak AS atau Internal Revenue Service (IRS) untuk mempekerjakan lebih banyak auditor dan mengincar pajak orang Amerika yang kaya.
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan, pendanaan untuk IRS masih menjadi diskusi terbuka. Akan tetapi, dorongan utamanya adalah memastikan IRS melaksanakan prioritas presiden. Sementara, kesepakatan akhir akan menentukan jumlah total yang dapat dibelanjakan pemerintah untuk program diskresi seperti perumahan dan pendidikan.
Kedua belah pihak dikabarkan sudah bertemu secara virtual pada Kamis (25/5/2023). Negosiator Republik telah membatalkan rencana untuk meningkatkan pengeluaran militer sambil memotong pengeluaran non-pertahanan dan sebagai gantinya mendukung dorongan Gedung Putih untuk memperlakukan kedua mata anggaran secara lebih setara.
Biden mengatakan, mereka masih tidak setuju di mana pemotongan harus dilakukan. "Saya tidak percaya seluruh beban harus jatuh kembali ke kelas menengah dan kelas pekerja Amerika," katanya kepada wartawan.
Sementara, McCarthy mengatakan kepada wartawan pada Kamis malam bahwa kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan. "Kami tahu ini tidak akan mudah," katanya.
Tidak jelas persis berapa banyak waktu yang tersisa bagi kongres untuk bertindak. Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa mereka akan kesulitan membayar kewajiban bayar utangnya dengan tenggat 1 Juni 2023. Akan tetapi, pada Kamis, Departemen Keuangan AS mengatakan akan menjual utang senilai 119 miliar dolar AS yang akan jatuh tempo pada tanggal tersebut. Ini menunjukkan kepada beberapa pengamat pasar bahwa itu tenggat waktu 1 Juni 2023 tidak kaku.