EKBIS.CO, JAKARTA -- Duta Besar AS untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Yohannes Abraham mengatakan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) memiliki peran penting terhadap pembangunan ekonomi di kawasan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengategorikan UMKM berdasarkan jumlah pegawai. Usaha mikro adalah entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja satu hingga empat orang; usaha kecil 5-19 pegawai; dan usaha menengah 20-99 karyawan.
Menurut Abraham, sangat penting untuk mendukung UMKM di ASEAN karena sekitar 99 persen bisnis di negara anggota ASEAN adalah usaha mikro, kecil, menengah. Selain itu, sekitar 85 persen dari tenaga kerja gabungan di ASEAN juga bekerja untuk UMKM.
"Kami kira kami sudah menjalin kemitraan ekonomi yang luar biasa, dan kami ingin mencoba untuk meningkatkan kerja sama ini," ujar Abraham dilansir Antara di Jakarta.
Dia menambahkan, AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam meningkatkan perekonomian kawasan. Salah satunya melalui kerja sama Dewan Bisnis ASEAN-AS atau US-ASEAN Business Council.
US-ASEAN Business Council adalah sekelompok perusahaan AS yang berinvestasi di ASEAN untuk berbagi praktik dan pelatihan dengan para pelaku bisnis di kawasan. AS merupakan salah satu mitra utama perdagangan di kawasan dan sumber investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terbesar di ASEAN, mencapai 40 miliar dolar AS pada 2021.
Investasi langsung merupakan kegiatan penanaman modal oleh investor asing atau luar negeri untuk melakukan usaha di negara lain. Tercatat lebih dari 6.200 perusahaan AS yang kini beroperasi di dalam ASEAN. Sementara di Indonesia, 22 persen dari keseluruhan investasi asing langsung per 2021 berasal dari Negeri Paman Sam.
"Ini beberapa contoh komitmen kami untuk membangun kemitraan ekonomi yang sudah erat ini agar menjadi lebih kuat," ujar Abraham.
Berdasarkan data ASEAN, terdapat sekitar 70 juta UMKM di ASEAN. UMKM berkontribusi 85 persen terhadap penyerapan tenaga kerja, 44,8 persen terhadap PDB, dan 18 persen terhadap ekspor nasional.