EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan, minat investor pada lelang SUN kemarin meningkat seiring dengan potensi penahanan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), the Fed.
Tingginya minat investor terlihat dari penawaran masuk yang mencapai Rp 76,24 triliun, naik dari Rp 58,44 triliun dibanding lelang sebelumnya. Penawaran masuk tersebut merupakan yang tertinggi selama tahun 2023.
"Dengan mempertimbangkan imbal hasil surat berharga negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan 2023, dan kondisi APBN terkini, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 15 triliun dari permintaan tersebut," kata Deni dalam keterangan di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Ia menjelaskan, investor sudah mulai price-in bahwa the Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan bulan Juni di pekan ini di tengah indikator ekonomi AS yang mulai diwarnai pelemahan.
Selain itu, kondisi perekonomian domestik yang cukup positif turut membuat investor yakin, antara lain, cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar 139,3 miliar dolar AS dan angka inflasi yang terus menurun dari 4,33 persen secara tahunan pada April 2023 menjadi empat persen pada Mei 2023.
Deni membeberkan, penawaran masuk investor asing pada lelang SUN hari ini meningkat signifikan menjadi Rp 19,16 triliun dari Rp 6,88 triliun pada lelang sebelumnya. Penawaran masuk investor asing tersebut menjadi yang tertinggi selama 2023.
Mayoritas penawaran masuk investor asing pada seri SUN tenor 10 tahun yaitu Rp 8,71 triliun atau 45,45 persen dari total penawaran masuk investor asing dan dimenangkan sebesar Rp 2,86 triliun atau 19,06 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Permintaan investor pada lelang kali ini didominasi pada seri SUN dengan tenor yang lebih panjang, yaitu tenor 10 tahun dan 15 tahun dengan total penawaran sebesar Rp 43,1 triliun (56,53 persen dari total penawaran masuk) dan dimenangkan sebesar Rp 8,2 triliun (54,67 persen dari total penawaran yang dimenangkan).
Seiring dengan meningkatnya permintaan SUN di pasar perdana dan tren penurunan imbal hasil SBN yang terus berlanjut, pemerintah dapat memperoleh borrowing cost yang lebih kompetitif.
Hal tersebut ditandai dengan turunnya imbal hasil rata-rata tertimbang (weighted average yield/WAY) pada lelang SUN tersebut sebesar 9 basis poin (bps) sampai 22 bps apabila dibandingkan dengan level WAY lelang sebelumnya. Penurunan terbesar pada seri SUN tenor 15 tahun yaitu sebesar 22 bps. Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2023, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 27 Juni 2023.