Kamis 15 Jun 2023 16:36 WIB

Antisipasi Gagal Panen, Pemda Gulirkan Program Pengendalian Hama Bawang Merah

Pengendalian hama bawang merah dilakukan dengan menggunakan bahan alami.

Red: Erdy Nasrul
Pedagang mencatat jumlah penjualan dan pembelian di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/2/2023). Menjelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah kebutuhan bahan pangan seperti cabai rawit merah, cabai keriting, dan kentang mulai merangkak naik. Untuk harga cabai rawit merah saat ini kisaran Rp67.000 hingga Rp70.000 per kilogram, dari harga sebelumnya sekitar Rp50.000 per kilogram, dan harga kentang mengalami kenaikan Rp3.000 menjadi Rp17.000 per kilogram. Sementara untuk harga bawang merah cenderung mengalami penurunan dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram, kini Rp35.000 per kilogram.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang mencatat jumlah penjualan dan pembelian di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/2/2023). Menjelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah kebutuhan bahan pangan seperti cabai rawit merah, cabai keriting, dan kentang mulai merangkak naik. Untuk harga cabai rawit merah saat ini kisaran Rp67.000 hingga Rp70.000 per kilogram, dari harga sebelumnya sekitar Rp50.000 per kilogram, dan harga kentang mengalami kenaikan Rp3.000 menjadi Rp17.000 per kilogram. Sementara untuk harga bawang merah cenderung mengalami penurunan dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram, kini Rp35.000 per kilogram.

EKBIS.CO, GUNUNGKIDUL -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, didampingi pengendali organisme pengganggu tumbuhan melakukan gerakan pengendalian hama tanaman bawang merah supaya tidak gagal panen.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono, mengatakan gerakan pengendalian hama tanaman dilakukan di Kelompok Tani Sedyo Mulyo Puntukwetan Ngleri untuk jenis tanaman bawang merah dan cabai.

Baca Juga

"Gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman ini dapat mengendalikan hama ulat grayak yang menyerang tanaman bawang merah," kata Raharjo Yuwono di Gunungkidul, Kamis (15/6/2023).

Ia mengapresiasi petani di Kecamatan/Kapanewon Playen yang mengembangkan inovasi penggunaan telur untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman bawang merah.

Adapun inovasinya, yakni pada 14.00 WIB, tanaman bawang merah dilakukan penyemprotan dengan kuning telur yang sudah dilarutkan. Kemudian, ulat grayak keluar pada 16.00 WIB baru dilakukan penyemprotan dengan insektisida.

"Larutan kuning telur merupakan perangsang ulat keluar. Ini sangat ampuh untuk mengendalikan hama ulat grayak," katanya.

Sebelumnya, Koordinator Pengamat Hama Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Jayadi mengatakan berdasarkan laporan petugas pengamat hama di lapangan, luas tanam bawang merah yang diserang ulat grayak seluas dua hektare, yakni seluas satu hektare di Wonosari dan satu hektare di Semanu.

"Perkembangan serangan hana ulat grayak sudah terkontrol," kata Jayadi.

Ia mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan juga telah menyediakan obat untuk mengantisipasi serangan hama tanaman. Selain itu, dinas pertanian siap melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

"Dinas tersedia pestisida pengendali ulat pada bawang merah juga operasional gerakan pengendalian apabila telah direkomendasi petugas pengamat dan pengendali hama di lapangan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement