EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menilai penguatan kembali ekspor pada Mei 2023 menunjukkan kondisi ekonomi tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global. Tercatat pada Mei 2023 ekspor Indonesia sebesar 21,72 miliar dolar AS atau tumbuh 0,96 persen secara tahunan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kinerja ekspor kembali menguat setelah sempat tertahan pada April karena faktor hari kerja yang lebih pendek selama Idul Fitri.
“Pemerintah berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan performa baik ini dengan mengantisipasi berbagai risiko, baik dari eksternal maupun domestik, yang akan berpengaruh pada ekspor Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (16/6/2023).
Febrio menuturkan kinerja positif ekspor pada Mei juga didorong oleh ekspansi sektor manufaktur negara mitra dagang utama Indonesia, di antaranya Cina, Jepang, India, dan Filipina.
Sementara itu, impor Indonesia pada Mei 2023 sebesar 21,28 miliar dolar AS, kembali tumbuh dua digit level 14,35 persen. Kuatnya pertumbuhan impor ini terutama didorong oleh ekspansi sektor manufaktur Indonesia yang terus berlanjut dan konsumsi domestik yang masih kuat.
Dengan kinerja ekspor dan impor yang menguat, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 mencatatkan surplus sebesar 440 juta dolar AS atau secara total mencapai 16,5 miliar dolar AS dalam lima bulan pertama tahun ini. Maka demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 37 bulan berturut-turut.
“Negara penyumbang surplus terbesar pada Mei 2023 yaitu Amerika Serikat, Filipina, dan India,” ucapnya.
Ke depan, pihaknya memperkirakan kinerja ekspor masih tumbuh positif di tengah menurunnya harga komoditas dengan India menjadi negara tujuan potensial ekspor mengingat purchasing managers' index manufaktur India yang terus ekspansi dengan peningkatan tren.
”Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia melalui berbagai upaya mulai dari diversifikasi negara tujuan ekspor, hilirisasi sumber daya alam, hingga optimalisasi perjanjian kerja sama dagang dengan negara mitra," ucapnya.